Punya 64 Balai Rahasia, Wamentan Yakin RI Bisa Kuasai Pangan Dunia
JAKARTA, investortrust.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meyakini Indonesia dapat swasembada pangan dan energi. Bahkan, Sudaryono meyakini Indonesia mampu membangun pertanian nasional yang berdaya saing global. Hal itu karena Indonesia memiliki 64 balai pertanian yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian melalui penguatan riset, inovasi, dan modernisasi.
Hal ini disampaikan Sudaryono saat kunjungan kerja ke Taman Sains Pertanian (TSP) Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar (BRMP TRI) di Sukabumi, Jawa Barat. Dalam kunjungannya, Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar itu meninjau sejumlah fasilitas seperti area pembibitan kopi, koleksi plasma nutfah tanaman perkebunan, proses pengolahan kopi dan kakao, serta pengembangan biofuel.
“Negara kita ini keren. Ada 64 balai di Kementerian Pertanian yang mengelola perbenihan, pembibitan, hingga pascapanen. Misalnya, ada balai yang bisa melakukan inseminasi buatan untuk mendukung produksi sapi nasional,” ujar Mas Dar dalam keterangan pers, Senin (12/5/2025).
Baca Juga
Wamentan Tidak Heran Approval Rating Prabowo Tertinggi di Antara Pemimpin G-20
Menurutnya, riset dan modernisasi sangat dibutuhkan agar sektor pertanian, khususnya komoditas perkebunan, dapat kembali menempati posisi strategis di pasar global.
“Pak Presiden Prabowo ingin komoditas perkebunan kita kembali menduduki posisi nomor satu di dunia. Insyaallah, sambil mengejar swasembada beras, kita paralel menyiapkan lompatan besar untuk komoditas lainnya, termasuk perkebunan,” tegasnya.
Wamentan Sudaryono juga mendorong penguatan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah, salah satunya melalui pengembangan biofuel berbasis tanaman perkebunan seperti sawit dan tebu. Dikatakan, dengan sumber daya yang dimiliki, Indonesia juga mampu swasembada energi.
“Ini menjanjikan. Keunggulan komparatif kita di sektor pertanian ternyata tidak hanya untuk pangan, tetapi juga energi. Tebu bisa diolah jadi bioetanol, sawit bisa jadi bahan bakar ramah lingkungan. Jika kebutuhan pangan sudah tercukupi, komoditas tersebut bisa dimanfaatkan untuk energi,” jelasnya.
Mas Dar juga turut menyoroti pentingnya menjembatani hasil riset pertanian dengan kebutuhan praktis dunia usaha dan agribisnis, khususnya di kalangan anak muda.
“Pekerjaan rumah kita adalah mengatasi gap antara hasil riset dengan penerapan di lapangan. Banyak anak muda belajar dari media sosial tanpa data ilmiah. Kita ingin mendekatkan riset dengan dunia usaha, sehingga anak-anak muda bisa meniru model bisnis budidaya atau pengolahan berbasis riset,” ujarnya.
Baca Juga
Wamentan: Produksi Beras Kita Melimpah Saat Negara Tetangga Lagi Kesusahan
Untuk itu, Sudaryono mendorong kolaborasi erat antara Kementan, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengadopsi teknologi terbaik dalam memperkuat sektor pertanian nasional.
Sementara itu, Kepala BRMP TRI, Evi Savitri Iriani, menjelaskan balai yang dipimpinnya berperan dalam pengembangan benih unggul dan teknologi pengolahan hasil perkebunan. Teknologi yang dihasilkan diharapkan bisa langsung diimplementasikan oleh masyarakat.
“Dengan kunjungan Pak Wamen, kami berharap masyarakat tahu bahwa balai-balai Kementan adalah sumber teknologi. Mereka bisa bertanya, belajar, dan menerapkan langsung di lapangan. Jangan hanya berhenti di jurnal atau laporan, tetapi betul-betul dirasakan manfaatnya,” tutur Evi.

