Stok Beras Bulog Aman Tembus 3,7 Juta Ton, Wamentan: Kualitas Terjamin, Tak Perlu Khawatr
JAKARTA, Investortrust.id - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini mencapai 3,7 juta ton. Meski demikian, ia memastikan kualitas beras yang dikelola Perum Bulog tetap terjaga baik.
Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog tersebut mengatakan, Perum Bulog memiliki pengalaman dan teknologi pengelolaan yang mumpuni untuk menjaga mutu beras yang disimpan.
"Bulog mengelola beras enggak baru tahun ini saja, sudah 58 tahun. Jadi cara menyimpan beras supaya awet, difumigasi, dirawat supaya tetap terjaga kualitasnya, itu kita ada. Jadi enggak perlu dikhawatirkan," kata Sudaryono dalam keterangannya dikutip Jumat (16/5/2025).
Baca Juga
Harga Beras Dunia Anjlok ke Titik Terendah Bikin 3 Negara Ini 'Menjerit'
Pria yang akrab disapa Mas Dar ini menyebut bahwa pengelolaan stok beras saat ini jauh lebih maju dibanding era sebelumnya. Dengan kemajuan teknologi dan akses informasi, pengelolaan stok beras menjadi lebih baik.
"Dahulu misalnya pada 1984, teknologi mungkin tidak sebagus sekarang, itu bisa nyimpan 3 juta. Apalagi sekarang dengan ketebukaan informasi kemudian akses terhadap teknologi kan lebih mudah dibanding dahulu. Jadi no worry lah," tuturnya.
Sudaryono kembali menegaskan komitmen pemerintah menjaga harga gabah petani melalui serapan langsung oleh Bulog. Kebijakan ini dijalankan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat peran negara dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani.
Baca Juga
RI Pecahkan Rekor Stok Beras dalam 57 Tahun, Wakil Ketua MPR Puji Prabowo dan Zulhas
Sudaryono menambahkan, lonjakan produksi beras nasional pada kuartal pertama 2025 sebesar 51,45% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Hal ini merupakan hasil berbagai kebijakan strategis Kementerian Pertanian. Kebijakan tersebut, meliputi kenaikan harga pembelian gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram, tambahan pupuk subsidi, modernisasi alat mesin pertanian, serta optimalisasi irigasi melalui pompanisasi.
Ia mengungkapkan bahwa serapan 2025 dari Januari sampai hari ini sudah lebih 2,1 juta ton. Angka tersebut sebagai serapan tertinggi sepanjang sejarah. "Peningkatan produksi kita merupakan hasil dukungan program Kementan dan keterlibatan berbagai pihak. Kita harus terus bersinergi untuk Indonesia swasembada pangan," ungkapnya. (C-14)

