Kasus HIV/AIDS Melonjak, Pemprov Jabar Diminta Tegas
BANDUNG, investortrust.id - Aliansi Literasi dan Transformasi Rakyat Semesta (Altras) mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengambil langkah konkret, tegas, dan terukur untuk mengatasi lonjakan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di provinsi itu.
"Atas kenyataan yang ada, kami mendesak Pemprov Jabar mengambil langkah-langkah yang lebih tegas dan terukur dalam menanggulangi epidemi ini," kata Koordinator Altras Jabar, Iwan S Amintrapadja dalam keterangan di Bandung, Minggu (11/5/2025).
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS merupakan kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sangat lemah akibat infeksi HIV. Jika tidak diobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS.
HIV dapat menular melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, seperti hubungan seks, berbagi jarum suntik, atau dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. AIDS menyebabkan berbagai infeksi serius, seperti pneumonia, diare kronis, infeksi jamur, dan penyakit lain yang tidak akan menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Baca Juga
Pada tahap awal, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak mengalami gejala, atau hanya mengalami gejala ringan, seperti demam, sakit tenggorokan, atau ruam. AIDS didasarkan pada penurunan jumlah sel CD4 dalam tubuh hingga kurang dari 200 sel/mm3 atau adanya infeksi oportunistik tertentu.
Iwan Amintrapadja mengungkapkan, berdasarkan data kumulatif Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) 2010-2024, di daerah itu tercatat 80.060 kasus HIV dan 17.668 kasus AIDS.
“Peningkatan signifikan pada periode tersebut terlihat pada kasus HIV yang melonjak 84% dari 5.666 kasus pada 2020 menjadi 10.405 kasus pada 2024,” ujar dia, seperti dikutip Antara.
Situasi ini, menurut Iwan, semakin mengkhawatirkan dengan ditemukannya 379 kasus HIV ibu hamil pada 2024. Dampaknya,terdapat 855 kasus HIV anak usia 0-19 tahun pada 2024.
"Data ini mengindikasikan perlunya intervensi yang lebih komprehensif dan efektif untuk mencegah penularan dari ibu ke anak," tegas Iwan.
Selain itu, kata dia, diperlukan intervensi program pencegahan HIV/AIDS pada kelompok laki-laki berisiko tinggi. Soalnya, kelompok laki-laki mencapai 3 juta orang pada 2021 berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang populasi kunci lelaki berisiko tinggi.
"Ini akan mengakibatkan penularan kepada pasangan (ibu rumah tangga) dan anak dari ibu yang terinfeksi HIV," tutur dia.
Perlu Penguatan Program
Iwan Amintrapadja menjelaskan, Altras menyadari dan mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan Pemprov Jabar, termasuk program "Nyaah Ka Indung" yang digagas Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi. Program inibertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang memiliki potensi besar dalam menjangkau populasi rentan.
Namun, menurut Iwan, data kasus HIV/AIDS yang terus meningkat menunjukkan bahwa diperlukan penguatan dan perluasan program yang secara spesifik menyasar pencegahan dan penanggulangannya.
"Peningkatan kasus HIV/AIDS di Jabar adalah alarm bagi kita semua. Dampaknya tidak hanya pada individu yang terinfeksi, tetapi juga pada keluarga dan masa depan generasi penerus," tandas dia.
Altras merekomendasikan beberapa langkah strategis yang perlu segera diimplementasikan. “Pertama, penguatan program pencegahan penularan HIV ibu ke anak dengan mengintensifkan skrining HIV pada ibu hamil dan memberikan intervensi yang efektif untuk mencegah penularan virus kepada bayi,” papar Iwan.
Kedua, kata Iwan Amintrapadja, memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS yang komprehensif dan masif kepada anak dan remaja. “Caranya yaitu dengan meningkatkan kesadaran orang tua untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS pada anaknya secara lengkap dan berkelanjutan,” ujar dia.
Baca Juga
1.000 Napi Penderita HIV Diusulkan Dapat Pengampunan dari Prabowo
Dia menambahkan, rekomendasi ketiga adalah mendorong keterlibatan aktif perusahaan dalam program HIV/AIDS di tempat kerja. Melalui program ini, laki-laki berisiko dapat diberikan informasi tentang HIV/AIDS, dilakukan tes HIV secara berkala, agar dapat menurunkan risiko penularan ke pasangan secara lebih terpadu.
Rekomendasi keempat yaitu mengintegrasikan program kesehatan guna memastikan program penanggulangan HIV AIDS terintegrasi dengan program kesehatan lainnya, termasuk program kesehatan ibu dan anak seperti "Nyaah Ka Indung" untuk mencapai hasil yang lebih optimal.
"Altras mendesak Gubernur Jabar selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jabar melakukan tindakan nyata untuk melakukan langkah-langkah nyata penanggulangan HIV/AIDS," tegas dia.
Iwan mengatakan, Altras juga siap berkolaborasi dengan Pemprov Jabar, organisasi masyarakat sipil, dan berbagai pihak terkait untuk menurunkan penularan HIV AIDS.

