Mendukbangga: Aspek Pencegahan untuk Percepat Penurunan Stunting Perlu Dipertajam
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji menyatakan bahwa diperlukan penajaman aspek pencegahan untuk mengoptimalkan percepatan penurunan jumlah kasus stunting di Indonesia.
Hal ini diutarakan Wihaji dalam acara Rapat Kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga /BKKBN RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
"Perlu penajaman pelaksanaan intervensi percepatan penurunan stunting pada aspek pencegahan dan memperhatikan kelompok sasaran berdasarkan data yang ter-update," ujar Wihaji.
Wihaji menjelaskan, sejumlah langkah yang dilakukan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) untuk mencegah stunting di Indonesia, yakni menghadirkan program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting). Menurut Wihaji, progaram Genting sebagai upaya mengurangi potensi yang ada di keluarga berisiko stunting, seperti dengan memberikan asupan gizi, program air bersih, dan tidak melakukan pernikahan dini.
Selain program Genting, Kemendukbangga juga menyediakan elektronik siap nikah dan hamil (Elsimil) yang berfungsi untuk memberikan pemahaman pada calon pasangan nikah. Terlebih, di dalam aplikasi ini ada penjelasan, edukasi, dan jika seandainya sudah menikah, bisa menjadi pasangan usia subur.
Lebih lanjut, Wihaji menyebut, percepatan penurunan kasus stunting dapat diwujudkan melalui penguatan kelembagaan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), baik di pusat maupun daerah, seperti dengan memperkuat kapasitas SDM tim tersebut. Lalu, diperlukan juga penguatan fungsi koordinasi dan tanggung jawab antar-pelaksana.
Di sisi lain, Wihaji membeberkan bahwa percepatan penurunan kasus stunting di Indonesia juga memerlukan peningkatan komitmen dan pemahaman para pihak terkait. Menurut Wihaji, persoalan percepatan penurunan stunting membutuhkan kerja sama yang solid dari berbagai pihak terkait.
"Ini tentu problem di lapangan, baik hubungannya dengan pemerintah daerah dan sebagainya, karena ini tidak bisa kita kerjakan sendiri, Kemendukbangga sendiri tidak bisa, perlu komitmen pihak-pihak lain yang berkenaan dengan kebersamaan penanganan stunting," jelas Wihaji.

