Saham ANTM Terkoreksi 4% Menyusul Isu Tambang Raja Ampat, Saatnya Profit Taking?
JAKARTA, investortrust.id - Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terkoreksi signifikan hingga 4,35% ke level Rp 3.300 pada penutupan perdagangan sesi I Selasa, (10/6/2025). Penurunan ini dipicu oleh beberapa sentimen negatif yang membayangi pergerakan saham emiten tambang pelat merah tersebut.
Salah satu faktor utama adalah aksi jual yang dilakukan investor asing pada perdagangan 5 Juni 2025, hingga terjadi net sell Rp 150 miliar. Aksi ini cukup mengejutkan mengingat sebelumnya asing sempat konsisten melakukan akumulasi terhadap saham ANTM selama lebih dari sebulan terakhir.
Menurut Pengamat Pasar Modal Panin Sekuritas Reydi Octa, koreksi harga hari ini juga kemungkinan besar dipengaruhi oleh kabar negatif yang mencuat saat libur panjang bursa. Beredar laporan mengenai aktivitas pertambangan di pulau-pulau wilayah Raja Ampat yang termasuk kawasan konservasi dan dilindungi oleh UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Salah satu pihak yang disorot dalam laporan tersebut adalah anak usaha ANTM, yaitu PT Gag Nikel. Perusahaan ini disebut-sebut terlibat dalam aktivitas penambangan nikel yang berujung pada pembabatan hutan secara masif dan menimbulkan kerusakan ekologis. Sebagai respons cepat, pemerintah telah memutuskan untuk memberhentikan sementara operasi tambang nikel di wilayah tersebut.
Baca Juga
Antam (ANTM): Melesat 116% Tembus Rp 3.030 hingga Diborong Investor Asing
“Sentimen ini rasanya dijadikan ajang profit taking setelah ANTM sahamnya naik dalam sebulan terakhir. Walau dampaknya menurut saya seharusnya tidak terlalu signifikan, tetapi bisa menjadi alarm untuk investor profit taking dulu sehingga ANTM bisa mengalami koreksi harga yang masih sehat,” ujar Reydi saat dihubungi investortrust.id Selasa, (10/6/2025).
Meski demikian, Reydi mengutarakan saham ANTM dan emiten lain yang berkaitan dengan emas masih dianggap menarik. Harga emas dunia yang bertahan di kisaran tinggi antara US$ 3.300 - US$ 3.400 per troy ounce menjadi katalis positif di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat tensi perang dagang antara AS dan China.
“Dengan ketidakpastian ekonomi global karena perang tarif AS dan China, sehingga tingkat kepercayaan untuk menyimpan emas kian tinggi, maka momentum kenaikan harga-harga saham yang terkait dengan emas bisa terus dicermati dengan memperhitungkan juga arus inflow asing ke saham-saham terkait,” tutup Reydi.

