Lompatan BRI (BBRI) Berlanjut, Intip lagi Target Harga Ini
JAKARTA, investortrust.id – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) lanjutkan penguatan hingga tembus level Rp 4.300 atau level tertinggi sejak 30 Januari 2025. Meski telah melesat sebanyak 27,97% dari level terendahnya tahun ini sampai penutupan sesi I, Kamis (22/5/2025), potensi penguatan ternyata masih terbuka lebar berdasarkan riset sejumlah sekuritas.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penutupan sesi I, saham BBRI ditutup naik Rp 30 (0,70%) menjadi Rp 4.290. Bahkan, BBRI sempat capai level tertinggi intraday Rp 4.310.
Penguatan harga saham BBRI mengalahkan tiga saham bank dalam daftar KBMI IV sampai sesi I, yaitu saham BMRI naik tipis 0,46% menjadi Rp 5.475, BBCA ditutup stagan level Rp 9.700, dan BBNI ditutup justru melemah 0,22% menjadi Rp 4.510.
Baca Juga
Investor Asing Net Buy Saham Rp 1,68 Triliun, BBRI Tetap Jadi Incaran Teratas
Sedangkan berdasarkan data pembelian bersih (net buy) saham bank oleh investor asing dalam sebulan terakhir, yaitu teratas ANTM Rp 2,83 triliun, disusul BBCA mencapai Rp 2,69 triliun, dan BBRI senilai Rp 1,93 triliun.
Meski saham BBRI berhasil melesat sebanyak 27,97% dari level terendahnya tahun ini Rp 3.360 pada 28 Februari menjadi Rp 4.300 pada intraday sesi II hari ini, potensi kenaikan harga saham BBRI masih terbuka lebar berdasarkan riset saham sejumlah sekuritas.
Di antaranya, Sucor Sekuritas dalam riset terakhirnya mempertahankan rekomendasi beli saham BBRI dengan target harga Rp 5.525. Begitu juga dengan Verdhana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBRI dengan target harga Rp 5.000.
Dirut BRI Hery Gunadi
Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan, penurunan laba BBRI akibat kenaikan biaya kredit menjadi 3,5% pada kuartal I-2025 atau berada di atas prouyeksi sekitar 3-3,2%. Meski masih tinggi, BRI mulai mennunjukkan perbaikan biaya kredit. Sedangkan kualitas aset kredit, khususnya kredit mikro, masih menunjukkan kenaikan rasio kredit bermasalah.
Baca Juga
Perbankan Diminta Turunkan Suku Bunga Kredit oleh BI, Begini Tanggapan Bank Mandiri
“Secara umum, kami memproyeksikan bahwa realisasi laba bersih BRI kuartal I-2025 sudah sesuai dengan estimasi Sucor Sekuritas atau merefleksikan 24% dari target,” terangnya.
Sementara itu, analis Verdhana Sekuritas Erwin Wjiaya mengatakan, BRI diprediksi masih menghadapai tantangan biaya kredit tinggi khususnya berumber dari kredit mikro. Kenaikan biaya tersebut dipicu pertumbuhan kredit mikro yang direstrukturisasi.

BRI mencetak laba bersih konsolidasian periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik Rp 13,67 triliun per kuartal I-2025. Laba ini turun 13,92% secara tahunan (year on year/YoY), dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar Rp 15,88 triliun.
Hanya saja, emiten bank pelat merah itu sepanjang Januari hingga Maret 2025 mampu menyalurkan kredit senilai Rp 1.373,66 triliun. Jumlah ini naik sekitar 5,2% dibandingkan posisi Maret 2024 yang tercatat Rp 1.308,65 triliun. Kredit ke sektor UMKM mendominasi penyaluran dengan nilai Rp 1.126,02 triliun, naik 3,4% YoY.

