Laba Melejit, Dividen Deras! RATU Gaspol Seusai IPO, Siap Ekspansi Blok Migas Baru?
JAKARTA, investortrust.id – PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), emiten minyak dan gas (migas) mematok target kinerja hingga akhir 2025 tumbuh double digit setelah pada kuartal I 2025 berhasil mencatatkan kenaikan laba periode berjalan 64,91% menjadi US$ 5,97 juta dari dari US$ 3,62 juta pada kuartal I 2024.
Peningkatan laba tersebut ditopang penurunan drastis beban pokok penjualan.
Adapun RATU masuk nominasi sebagai pemenang dalam ajang "The Best Investortrust Companies 2025" untuk kategori Special Awards Best IPO yang akan berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/5/2205).
Dalam rilis kinerja keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Kamis (22/5/2025), kenaikan laba RATU berbanding terbalik dengan pendapatan yang justru turun dari US$ 13,49 juta menjadi US$ 13,24 juta pada kuartal I 2025.
Sedangkan beban pokok penjualan turun drastis dari US$ 9,02 juta menjadi US$ 6,19 juta.
Alhasil laba bruto anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) ini sepanjang kuartal I 2025 meningkat pesat menjadi US$ 7,05 juta, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 4,47 juta.
Sementara laba sebelum pajak perusahaan yang dimiliki Happy Hapsoro, suami Puan Maharani ini meningkat dari US$ 5,59 juta menjadi US$ 7,90 juta.
Baca Juga
Emiten Pendatang Baru Ini (RATU) Torehkan Lompatan Laba 64,91%, Ini Pendorongnya
Target 2025
Sementara itu, Direktur PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) Alexandra Sinta Wahjudewanti mengatakan, RATU mematok target pertumbuhan kinerja keuangan dua digit hingga akhir 2025.
Ke depan, RATU akan mendukung target pemerintah untuk mencapai produksi minyak sebanyak 1 juta barel per tahun. “Kita support pemerintah untuk mewujudkan target 1 juta barel di beberapa tahun ke depan. Jadi kita masih fokus di migas,” jelas dia belum lama ini.
Dia menyebutkan bahwa RATU masih membuka peluang untuk akuisisi blok baru. “Kita belum bisa publish ya, kita tetap studi, untuk kemudian ke depan tetap ada,” terangnya.
Baca Juga
Rukun Raharja (RAJA) Divestasi Sebagian Saham Raharja Energi (CEPU), Prajogo Pangestu Masuk?
IPO
Raharga Energi Cepu (RATU) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Januari 2025 setelah menuntaskan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan harga Rp 1.150 per saham.
Dengan menawarkan 543.010.800 saham ke publik, RATU berhasil menghimpun dana sebesar Rp 624 miliar dari aksi ini.
Dana yang diperoleh dari IPO akan dialokasikan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan, dengan fokus utama pada pendanaan (cash call) di Blok Cepu dan Blok Jabung.
Alokasi dana di Blok Cepu akan digunakan untuk mendukung pengembangan dan peningkatan produksi minyak, sementara alokasi untuk Blok Jabung difokuskan pada pengembangan cadangan migas dan keberlanjutan operasional blok tersebut. Sebagian dana IPO juga akan digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan.
RATU merupakan perusahaan holding migas yang dimiliki oleh Happy Hapsoro. Perseroan memiliki hak partisipasi sebesar 2,2423% di Blok Cepu melalui entitas asosiasi dengan kepemilikan 49%, yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).
RATU juga memiliki hak partisipasi sebesar 8% di Blok Jabung melalui anak usaha dengan kepemilikan 99%, yaitu PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ).
RATU sedang menjajaki potensi peningkatan porsi hak partisipasi di Blok Cepu dan investasi baru di Blok Kasuri, Papua Barat.
Sementara Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi pada 16 Oktober 2024 mengumumkan bahwa perseroan telah memasuki tahap akhir pembicaraan untuk mengakuisisi sebagian hak partisipasi di blok migas baru.
Akuisisi tersebut diharapkan berdampak positif bagi RATU. Meski detail mengenai akuisisi ini belum diketahui, RATU setidaknya memiliki kapasitas yang kuat berkat balance sheet yang solid dengan net gearing yang rendah di level 0,15x pasca–IPO, sehingga perseroan memiliki modal awal yang baik.
Baca Juga
Laba Raharja Energi (RATU) Anjlok 42% di 2024, Sebaliknya Pendapatan Mengesankan
Dividen
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) pada April 2025 menyepakati pembagian dividen tunai sebesar Rp 108 miliar atau setara dengan Rp 40 per saham. "Keputusan ini mencerminkan komitmen RATU dalam memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham," tulis manajemen RATU dalam keterangannya.
Dividen itu setara dengan 46% dari laba bersih 2024 sebesar US$ 13,87 juta. Pembayaran dividen dijadwalkam pada 4 Juni 2025
Selain soal dividen, dalam RUPST ini para pemegang saham juga menyetujui perubahan susunan komisaris dan direksi perseroan.
Pemegang saham menyetujui pemberhentian dengan hormat Alexandra Sinta Wahjudewanti dari direktur utama, Bagus Pinandityo dari direktur, dan Sumantri dari komisaris utama.
Selanjutnya, menyetujui pengangkatan Sumantri diangkat menjadi direktur utama. Selain itu, Alexandra Sinta Wahjudewanti menjabat sebagai direktur, dan Adrian Hartadi diangkat sebagai direktur.
Lebih lanjut, Orias Petrus Moedak turut diangkat sebagai komisaris utama. Orias telah membawa pengalaman yang kaya di berbagai perusahaan BUMN dan sebelumnya juga berkontribusi sebagai komisaris independen pada induk perusahaan RATU, yakni PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
Sementara Merly juga turut diangkat sebagai komisaris. Merly memiliki lebih dari 15 tahun pengalaman di industri energi, dan saat ini masih menjabat sebagai direktur di Star Energy Geothermal Group, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), serta PT Chandra Daya Investasi.

