To The Moon Bitcoin Tembus US$ 110.505, Saatnya Profit Taking?
JAKARTA, investortrust.id - Harga Bitcoin melonjak tinggi Kamis (22/5/2025) hingga naik ke level tertinggi baru sepanjang masa atau all time high US$ 110.505 menurut data Coinmarketcap, pukul 08.05 WIB.
Analyst Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai, kenaikan harga Bitcoin sebesar 3% dalam 24 jam terakhir hingga menembus ATH baru di atas level US$ 110.000, mencerminkan kombinasi kuat antara akumulasi institusional melalui ETF, kemajuan regulasi di Amerika Serikat, dan tekanan likuidasi dari posisi short. Pada 21 Mei, aliran dana ke ETF Bitcoin spot mencapai US$ 667 juta, dipimpin oleh BlackRock melalui IBIT yang kini memegang lebih dari 625.000 BTC.
Momentum ini bertepatan dengan langkah maju RUU GENIUS Act di Senat AS, yang memberi sinyal positif terhadap kejelasan regulasi stablecoin dan adopsi kripto secara lebih luas. Selain itu, aksi beli besar-besaran oleh MicroStrategy senilai US$ 1,34 miliar untuk 13.390 BTC turut menurunkan cadangan BTC di bursa ke titik terendah dalam beberapa tahun, menunjukkan bahwa suplai semakin ketat.
"Dari sisi teknikal, Bitcoin masih berada di atas semua rata-rata pergerakan utama dengan RSI di angka 76,07 menunjukkan kondisi overbought namun tetap stabil. Indikator MACD juga mengonfirmasi tren naik yang kuat, sementara level resistensi berikutnya diperkirakan berada di kisaran US$ 113.335. Sementara itu, likuidasi posisi short sebesar US$ 451 juta, sekitar 66% dari total likuidasi turut mempercepat kenaikan harga, namun harga BTC tetap bertahan di atas US$ 109.000, mengindikasikan kekuatan pasar spot," ujarnya kepada Investortrust, Kamis (22/5/2025).
Secara makro, lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS 20 tahun ke level 5,047% turut mendorong investor mencari alternatif lindung nilai seperti Bitcoin. Dari data on-chain, sejumlah 8.511 BTC yang sebelumnya disimpan oleh investor jangka panjang (3–5 tahun) mulai berpindah dompet, namun tidak masuk ke bursa, sehingga tekanan jual tetap rendah.
Baca Juga
Top! Bitcoin Ukir Rekor Tertinggi Baru US$ 109.856, Masih Kuat Naik?
Sentimen pasar pun menguat, tercermin dari indeks Fear & Greed yang naik ke level 73 (Greed), sementara dominasi pasar Bitcoin meningkat ke 63,34%, menandakan adanya pergeseran modal dari altcoin ke BTC. Secara keseluruhan, tren naik Bitcoin saat ini ditopang oleh kekuatan fundamental dan sentimen positif, meskipun risiko konsolidasi tetap ada jika altcoin mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
"Saat ini belum tentu merupakan waktu yang tepat untuk menjual seluruh kepemilikan Bitcoin, tetapi bisa menjadi momen yang bijak untuk mempertimbangkan mengambil sebagian keuntungan, terutama jika harga sudah menyentuh target yang telah ditentukan sebelumnya," ujar Fyqieh.
Meskipun indikator teknikal seperti RSI menunjukkan bahwa Bitcoin berada dalam kondisi overbought, tren naik masih ditopang oleh arus masuk dana yang signifikan dan rendahnya tekanan jual dari investor jangka panjang. Bagi investor jangka panjang yang percaya pada potensi jangka menengah hingga panjang Bitcoin, mungkin lebih baik tetap bertahan atau hanya menjual sebagian kecil untuk mengamankan profit.
"Namun bagi trader jangka pendek, kondisi saat ini bisa dimanfaatkan untuk merealisasikan cuan atau menyesuaikan strategi keluar. Secara keseluruhan, langkah terbaik saat ini adalah mengevaluasi kembali tujuan investasi pribadi dan menentukan strategi ambil untung yang sesuai, tanpa terburu-buru keluar dari pasar sepenuhnya," tambah Fyqieh.
Sell in May and Go Away?
Terkait potensi koreksi, Fyqieh mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati. “Bagi investor jangka panjang, saat seperti ini bisa menjadi peluang untuk mengambil sebagian keuntungan, terutama jika target harga pribadi sudah tercapai. Namun, belum tentu ini adalah waktu terbaik untuk keluar sepenuhnya dari pasar,” ujarnya.
Menanggapi fenomena musiman “sell in May and go away” yang kerap terjadi di pasar saham, Fyqieh menyebut bahwa pola tersebut nampaknya tidak berlaku untuk pasar kripto di tahun ini. Salah satu alasan terkuat adalah korelasi antara harga Bitcoin dan suplai uang global (M2), yang belakangan meningkat tajam. Saat suplai uang bertambah, harga Bitcoin cenderung ikut naik, dan tren ini diperkirakan berlanjut pada bulan Mei.
“Selain itu, secara historis Bitcoin justru mencatatkan performa positif di bulan Mei, dengan rata-rata imbal hasil lebih dari 7,9% selama 12 tahun terakhir. Walaupun tidak selalu konsisten, data menunjukkan bahwa bulan Mei seringkali menjadi momen kenaikan, bukan penurunan harga. Dukungan tambahan datang dari arus masuk besar-besaran ke ETF Bitcoin spot, yang menandakan akumulasi dan keyakinan investor terhadap prospek jangka panjang aset ini,” pungkasnya.
Baca Juga
Nyaris Ke US$ 108.000, Ini Dia Sentimen Kuat yang Mendorong Harga Bitcoin Mendekati Rekor Tertinggi
Secara terpisah, King, salah seorang pendiri Omni Network mengatakan, dorongan Bitcoin bukanlah sebuah spekulasi sesaat, namun ada faktor pemicunya. "Pertama, permintaan yang memecahkan rekor dari ETF spot AS menyerap pasokan lebih cepat daripada yang dapat diciptakan oleh para penambang setelah halving tahun lalu, dengan IBIT BlackRock mencatatkan arus masuk selama 20 hari berturut-turut dan total arus masuk ETF mencapai US$ 3 miliar pada bulan Mei saja," katanya dilansir dari Bloomberg, Kamis (22/5/2025).
Kedua, para pembuat kebijakan beralih dari permusuhan menjadi penerimaan: RUU stablecoin GENIUS bipartisan Senat dan langkah Texas menuju Cadangan Bitcoin Strategis tingkat negara bagian. Keduanya memperluas celah regulasi dan memberi lembaga kepercayaan diri untuk mengalokasikan.
“Ketiga, tawaran baru untuk lindung nilai inflasi menarik alokasi besar, Blackstone baru saja melakukan pembelian ETF pertamanya sementara investor sehari-hari mencari perlindungan terhadap tekanan harga yang kuat,” tambahnya.
King tentu saja tidak sendirian ketika menyoroti keinginan kuat yang dimiliki investor terhadap bitcoin akhir-akhir ini, karena Julio Moreno, kepala penelitian untuk CryptoQuant, memberikan bukti nyata dari permintaan ini. “Saya akan mengatakan bahwa Harga mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa di tengah pertumbuhan permintaan Bitcoin spot yang berkelanjutan oleh investor AS. Hal ini terbukti dari premi harga Bitcoin Coinbase yang positif,” ungkapnya melalui Telegram.
Moreno memberikan data tambahan, yang menyatakan bahwa total saldo investor/pemegang Bitcoin besar (whales) telah naik menjadi 3,57 juta Bitcoin, mendekati rekor tertinggi 3,75 juta yang dicapai pada Februari 2021," yang mendefinisikan whale sebagai investor dengan sedikitnya 1.000 unit Bitcoin.
“Hal ini juga menunjukkan bahwa ada permintaan yang meningkat dari investor besar," katanya.
Berbicara tentang whale, Ben Kurland, CEO di platform penelitian kripto DYOR, mempertimbangkan bagaimana investor institusional semakin terlibat dalam ruang tersebut.
“Bitcoin baru saja mencetak rekor tertinggi baru, dan tidak meminta izin. Seperti inilah adopsi institusional: stabil, tanpa henti, dan tak terelakkan. Pasar tidak lagi didorong oleh sensasi semata; pasar didorong oleh keyakinan dan kantong yang dalam. Namun, ini bukan sekadar tonggak harga. Ini adalah tonggak kredibilitas," ujar Kurland.
“Mencapai rekor tertinggi baru (terutama setelah pemisahan dari pasar tradisional) menunjukkan Bitcoin telah mendapatkan tempatnya sebagai bagian yang kredibel dari sistem keuangan global.”"Bitcoin kini telah melewati lebih dari satu dekade volatilitas, regulasi, dan skeptisisme, dan muncul semakin kuat setiap saat. Narasinya bergeser dari spekulasi menjadi daya tahan, dan pergeseran itulah yang memicu terobosan ini," tambahnya.

