main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. market

Begini Pandangan Mandiri Sekuritas terkait Prospek Pasar Obligasi RI di 2025

 

JAKARTA, investortrust.id - Mandiri Sekuritas menilai prospek pasar obligasi di Indonesia masih tetap resilien sepanjang 2025. Proyeksi ini didasarkan estimasi penurunan suku bunga, suplai yang terkendali, serta daya tarik valuasi yang tetap kompetitif, dibandingkan negara-negara emerging market lain.

 

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengungkapkan, tiga faktor utama tersebut menjadi perhatian pelaku pasar dalam berinvestasi obligasi di Indonesia ke depan. 

 

Baca Juga

IHSG Berhasil Ditutup Naik 0,49%, Dua Saham Ini Melesat hingga ARA  

 

Menurutnya, ruang untuk pemotongan suku bunga masih terbuka. Bank Indonesia (BI) juga sudah melakukan pemangkasan 25 basis poin di awal tahun dan tren penurunan diprediksi berlanjut, seiring dengan perlambatan ekonomi global dan inflasi yang terkendali. 



“Real benchmark untuk BI rate juga lebar sekitar 3,8 percentage point. Kaitannya positif di pasar obligasi juga dari sisi SRBI. Jadi kalau kita lihat SRBI trennya turun, rate-nya dan dan outstanding-nya juga turun ini membuat demand untuk obligasinya juga mulai ada perbaikan,” kata Handy. 



Dari sisi suplai, Mandiri Sekuritas memperkirakan penerbitan surat utang pemerintah akan tetap manageable. Pemerintah dinilai memiliki fleksibilitas pembiayaan yang tinggi, termasuk potensi pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL) sekitar Rp 150 triliun dan strategi frontloading serta prefunding yang sudah dilakukan sejak awal tahun. 



Baca Juga

Di Tengah Tantangan Global, Mandiri Sekuritas Sebut Pasar Obligasi RI Tangguh

 

“Hitung-hitungan kami dengan asumsi bahwa global bonds issuance portion akan dinaikkan dari sekitar 12% ke 16% atau 18%, maka rata-rata target per lelang bisa hanya Rp 27,1 triliun per dua minggu. Angka ini sangat manageable, jika melihat incoming bids di auction setiap dua minggu itu bisa mencapai Rp 100 triliun,” ucap Handy. 



Dari sisi permintaan, ia mengatakan bahwa sektor perbankan sebelumnya mencatat net sell dua tahun berturut-turut. Namun dalam beberapa bulan terakhir mulai berbalik dengan pembelian bersih. 



“Sampai 6 Mei, perbankan mencatatkan net buy Rp 46 triliun. Kalau dibandingkan tahun lalu, perbankan justru net sell sekitar Rp1,2 triliun untuk periode yang sama,” ujarnya.

 

Investor asing juga mulai menunjukkan kepercayaan kembali dengan net buy Rp 30 triliun hingga Mei 2025, berbanding terbalik dengan net sell Rp 48 triliun di periode yang sama tahun lalu. 

 


Yield Obligasi

Terkait valuasi, Handy menilai spread yield Indonesia saat ini berada di kisaran 230 basis poin terhadap US Treasury. Meski level ini lebih rendah dibanding masa sebelumnya, ia menyebut kondisi ini sebagai ‘new normal’ yang mencerminkan peningkatan persepsi risiko yang lebih positif terhadap Indonesia.

 

Baca Juga

BNI Sebut Obligasi Jadi Pilihan Investasi Nasabah Tajir di Indonesia

 

“Kita bukan lagi negara yang fragile five. Indonesia ini peringkat keempat terbaik di emerging market dari dampak kenaikan penguatan dolar maupun kenaikan suku bunga global,” katanya.

 

Selain itu, dengan struktur kepemilikan obligasi yang kini didominasi investor domestik dan foreign central bank, menandakan kehadiran investor jangka panjang yang stabil di pasar.  “Mungkin itu secara umum kami melihat bahwa pasar obligasi kita masih sangat resilience,”ucap Handy. 

 

ARTIKEL POPULER

  • Ecentio Tumbler Navy Selling
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATEDssss

BERITA TERKAIT

  • Begini Pandangan Mandiri Sekuritas terkait Prospek Pasar Obligasi RI di 2025

    19/05/2025, 09.19 WIB
  • Di Tengah Tantangan Global, Mandiri Sekuritas Sebut Pasar Obligasi RI Tangguh

    19/05/2025, 08.25 WIB
  • Saham Emiten Emas ANTM dan HRTA Terkoreksi Dua Hari Beruntun, Begini Pandangan Analis  

    15/05/2025, 08.42 WIB
  • Telkom: Dividend Yield 7,5% hingga Rombak Besar-besaran Pengurus, Begini Pandangan Analis

    28/05/2025, 03.49 WIB
  • Meski Laba Turun Kuartal I-2025, Dua Sekuritas Ini masih Pertahankan Prospek Kuat Saham BRI (BBRI)

    05/05/2025, 01.34 WIB