Bobot Saham Indonesia di MSCI Indeks Terus Turun, Pengamat Minta Ini ke Otoritas Bursa
JAKARTA, investortrust.id – Guru Besar Universitas Indonesia (UI) sekaligus Pengamat Pasar Modal Budi Frensidy meminta otoritas bursa efek untuk berhati-hati menjatuhkan sanksi kepada emiten, karena bisa mempersulit saham domestic masuk Morgan Stanley Capital International (MSCI).
Kabar terbaru MSCI akan mengeluarkan empat saham dari MSCI Global Small Cap Indexes, yaitu PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Sedangkan saham yang masuk hanya dua PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
Dia mengatakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) diminta untuk lebih berhati-hati dalam memberikan sanksi kepada emiten seperti, suspensi, unusual market activity (UMA), maupun full call auction (FCA). Pasalnya, sanksi ini akan mempengaruhi emiten tersebut dalam periode setahun setelahnya, sehingga saham-saham big caps tidak masuk ke dalam indeks tersebut.
Baca Juga
Masuk Indeks MSCI, Saham Mitratel (MTEL) Diburu Investor Asing dan Target Harga Jadi Segini
"Dampak terburuknya adalah investor asing memperkecil aliran dana ke pasar saham domestic. Sebab, selama ini saham yang masuk perhitungan MSCI menjadi patokan fund manager maupun investor asing masuk ke saham tertentu. Makanya otoritas bursa harus hati-hati dalam memberikan sanksi," beber Rudi di Jakarta, kemarin.
Jika saham-saham big caps Indonesia bisa kembali masuk ke dalam indeks MSCI, dia mengatakan, banyak investor seperti investasi institusi, dana pensiunan, dan individu akan tertarik berinvestasi di pasar saham domestik. "Jadi begitu bobotnya 2%, maka dia akan masuk 2% di dalam portofolio kita," katanya.
Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina memandang masuknya saham MTEL dan MBMA dalam perhitungan MSCI Indexes akan berdampak positif terhadap kedua saham tersebut. Tercermin dari kenaikan harga saham MTEL hingga catatkan pembelian bersih (net buy) oleh investor asing.
Baca Juga
Pemerintah Tetap Optimistis Kinerja IHSG Membaik Meski Rating MSCI Turun
"Sebenarnya secara umum ketika masuk MSCI jadinya menarik ya buat saham walaupun masuk ke dalam small caps, berarti ada tambahan minat investor untuk masuk ke saham itu menjadi lebih tinggi. Jadi untuk secara umum sentimentnya memang positif," kata Martha.
Sementara itu, Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, masuknya saham Mitratel (MTEL) dan Merdeka Battery (MBMA) dalam MSCI Indonesia Small Cap Index untuk periode efektif 2 Juni hingga 1 September 2025 membawa angin segar bagi keduanya, baik dari sisi teknikal maupun sentimen pasar.
“Pengumuman ini secara langsung mendorong aksi beli dari investor institusi global yang mengelola dana berbasis indeks, terutama ETF dan fund manager yang mengikuti benchmark MSCI. Hal ini dapat dilihat dari lonjakan harga saham MTEL sebesar 6,61% ke level Rp 645 dan MBMA sebesar 5,88% ke Rp 360,” ujar Hendra kepada investortrust.id, baru-baru ini.

