Dana Asing Rp 2,15 Triliun Masuk BRI (BBRI) Dua Hari, Seberapa Besar Prospek Sahamnya?
JAKARTA, investortrust.id – Investor asing memborong (net buy) sebanyak Rp 2,15 triliun saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dalam dua hari terakhir. Aksi borong saham BBRI berkontribusi sebanyak 47% dari tota net buy saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total Rp 4,52 triliun pada 14-15 Mei 2025.
Aksi agresif pemodal asing memborong, saham BBRI berhasil torehkan penguatan sebanyak 11,20% menjadi Rp 4.270 dalam dua hari perdagangan terakhir. Sedangkan penguatan harga saham BBRI dalam sebulan terakhir telah mencapai 14,17% jauh di atas kenaikan tiga saham bank KBLI IV lainnya, seperti BMRI naik 10,71%, BBCA menguat 8,48%, dan BBNI naik 3,45%.
Sedangkan pada penutupan perdaganga saham BEI, Kamis (15/5/2025), saham BBRI menguat sebanyak Rp 180 (4,40%) menjadi Rp 4.370. Saham bank BUMN terbesar ini bergerak dalam rentang Rp 4.130-4.310 dengan nilai transaksi. BBRI juga tercatat sebagai saham dengan nilai transaksi terbesar hari ini mencapai Rp 2,28 triliun.
Baca Juga
Meski Laba Turun Kuartal I-2025, Dua Sekuritas Ini masih Pertahankan Prospek Kuat Saham BRI (BBRI)
Meski saham BBRI telah melesat tinggi, ternyata harga penutupan tersebut masih jauh di bawah level penutupan tertinggi dalam setahun terakhir Rp 5.525 pada 24 September 2024 dan level penutupan tertinggi sepanjang masa Rp 6.400 pada 13 Maret 2024.
Lalu, bagaimana prospek saham ini ke depan? Sucor Sekuritas dalam riset terakhirnya mempertahankan rekomendasi beli saham BBRI dengan target harga Rp 5.525. Begitu juga dengan Verdhana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBRI dengan target harga Rp 5.000, bandingkan dengan harga penutupan saham ini pada sesi I hari ini level Rp 4.250.
Dirut BRI Hery Gunadi
Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan, penurunan laba BBRI akibat kenaikan biaya kredit menjadi 3,5% pada kuartal I-2025 atau berada di atas prouyeksi sekitar 3-3,2%. Meski masih tinggi, BRI mulai mennunjukkan perbaikan biaya kredit. Sedangkan kualitas aset kredit, khususnya kredit mikro, masih menunjukkan kenaikan rasio kredit bermasalah.
“Secara umum, kami memproyeksikan bahwa realisasi laba bersih BRI kuartal I-2025 sudah sesuai dengan estimasi Sucor Sekuritas atau merefleksikan 24% dari target,” terangnya.
Baca Juga
Bank Pulih! Saham BBRI, BBNI, BRIS, dan BBTN Ditutup di Atas Harga Penutupan Akhir 2024
Sementara itu, analis Verdhana Sekuritas Erwin Wjiaya mengatakan, BRI diprediksi masih menghadapai tantangan biaya kredit tinggi khususnya berumber dari kredit mikro. Kenaikan biaya tersebut dipicu pertumbuhan kredit mikro yang direstrukturisasi.

BRI mencetak laba bersih konsolidasian periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik Rp 13,67 triliun per kuartal I-2025. Laba ini turun 13,92% secara tahunan (year on year/YoY), dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar Rp 15,88 triliun.
Hanya saja, emiten bank pelat merah itu sepanjang Januari hingga Maret 2025 mampu menyalurkan kredit senilai Rp 1.373,66 triliun. Jumlah ini naik sekitar 5,2% dibandingkan posisi Maret 2024 yang tercatat Rp 1.308,65 triliun. Kredit ke sektor UMKM mendominasi penyaluran dengan nilai Rp 1.126,02 triliun, naik 3,4% YoY.

