Saham Mitratel (MTEL) dan Merdeka Battery (MBMA) Mendadak Melesat, Ternyata Ditopang Berita Ini
JAKARTA, investortrust.id - Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mendadak melesat pada perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/5/2025). Lompatan tersebut ternyata didukung berita dari Morgan Stanley Capital Internasional (MSCI).
Berdasarkan pengumuman resmi MSCI kemarin disebutkan bahwa saham MTEL dan MBMA akan masuk dalam perhitungan MSCI Global Small Cap Indexes mulai 30 Mei 2025. Sedangkan sahamPT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) akan dihabus.
Baca Juga
Pertumbuhan Laba Mitratel (MTEL) Unggul di Sektor Infrastruktur Telko di 2024, Bagaimana Sahamnya?
“Perubahan tersebut akan berlaku resmi terhitung sejak penutupan perdagangan 30 Mei 2025, tanggal efektif perubahan mulai 2 Juni 2025,” pengumuman MSCI.
Mitratel (MTEL) merupakan perusahaan infrastruktur telekomunikasi dengan penyumbang terbesar pendapatan berasal dari penyewaan menara telekomunikasi. Saat ini, perseroan tercatat sebagai emiten menara telekomunikasi terbanyak di Indonesia dan Asia Tenggara.
Terkait kinerja keuangan, Mitratel (MTEL) berhasil melanjutkan pertumbuhan laba tahun berjalan menjadi Rp526,31 miliar pada kuartal I-2025, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 520,98 miliar. Kenaikan tersebut menjadikan laba per saham bertahan di level Rp 6.
Baca Juga
Kenaikan kinerja anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini sejalan dengan peningkatan pendapatan dari Rp 2,23 triliun menjadi Rp 2,26 triliun. Sedangkan laba usaha turun tipis dari Rp 1,02 triliun menjadi Rp 1,01 triliun.
Sedangkan MBMA belum merilis kinerja keuangan kuartal I-2025. Namun sepanjang 2024, Merdeka Battery (MBMA) membukukan lompatan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak 229% menjadi US$ 22,78 juta pada 2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 6,92 juta. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan menjadi US$ 1,84 miliar tahun ini, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 1,32 miliar.

