IHSG Masih Melemah 4,42% Sejak Awal Tahun Pasca Pengumuman Tarif Dagang
JAKARTA, investortrust.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan di tengah pasar keuangan global yang sempat tertekan pasca pengumuman tarif dagang, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) secara month to date (mtd) ditutup menguat sebesar 3,93% pada 30 April 2025 ke level 6.766,8. Namun, secara year to date (ytd) masih melemah sebesar 4,42%.
"Hal itu terus didukung dengan langkah-langkah kebijakan OJK dan seluruh pemangku kepentingan, antara lain pemerintah, koordinasi seluruh lembaga atau instansi seperti dalam forum KSSK, SRO dan juga pelaku pasar untuk meredam volatilitas di pasar saham," ujar Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner OJK secara daring Jumat, (9/5/2025).
Lebih lanjut, Inarno memaparkan nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 11.705 triliun atau naik 5,20% mtd. Namun, secara ytd masih turun sebesar 5,11%. Sementara itu, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 20,79 triliun mtd, di mana sejak awal tahun masih terdapat net sales sebesar Rp 50,72 triliun.
Baca Juga
IHSG Sesi I Ditutup Rebound, Penguatan Terdorong Sejumlah Sektor Berikut
"Adapun di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICDI melemah 1,61% mtd atau naik secara ytd sebesar 3,39% ke level 405,99. Dan investor non resident mencatatkan net sales sebesar Rp 0,01 triliun secara mtd atau sejak awal tahun masih terdapat net sales sebesar Rp 1,42 triliun," terang Inarno.
Selain itu, nilai penawaran umum mencapai Rp 56,06 triliun dengan Rp 3,31 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 6 emiten baru. Adapun untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 30 April 2025, telah terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 805 penerbit efek dari 510 penerbit dan 179.363 pemodal dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sudah mencapai Rp 1,53 triliun," bebernya.
Sedangkan perkembangan Bursa Karbon, Inanro menyatakan sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 30 April 2025, tercatat 112 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar Rp 1.598.750 ton CO2 ekuivalen dengan akumulasi nilai sebesar Rp 77,92 miliar.

