Berikut Daftar Saham Tercuan Sepekan, FORU Memimpin dengan Kenaikan Segini
JAKARTA, investortrust.id – Tiga saham berhasil catatkan kenaikan harga lebih dari 50% dalam sepekan ini. Bahkan, satu saham catatkan penguatan lebih dari 115%. Penguatan tersebut jauh melampaui kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) 21-25 April 2025 sebanyak 3,74% menjadi 6.678.
Berdsarkan data BEI, penguatan tertinggi dicatatkan saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) mencapai Rp 115,29%. Saham emiten ini naik dari Rp 785 menjadi Rp 1.690, bahkan dalam beberapa hari saham ini berhasil torehkan penguatan hingga auto reject atas (ARA).
FORU awalnya perusahaan yang dikendalikan Rajawali Group milik Peter Sondakh sebelumnya mayoritas sahamnya dilepas kepada IMR Asia Holding sebanyak 76,81% dan menjadi pengendali baru. Sedangkan Rajawali melalui PT Karya Citra Prima pegang 11,55% saham FORU.
Baca Juga
Saham Unilever (UNVR) Mendadak Melesat Akhir Pekan Ini, Saatnya Lepas atau Hold?
FORU merupakan perusahaan yang bergerak di bidang periklanan terintegrasi dan jasa kehumasan. Perseroan memiliki anak usaha Fortuna Networks Indonesia, Fortuna Adwicipta, dan Fortune Pramana Rancang.

Kenaikan harga dahsyat juga dicatakan saham PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO) sebanyak 61,74% menjadi Rp 186 dan PT PAM Mineral Tbk (NICL) sebanyak 53,03% dari Rp 330 menjadi Rp 505.
Penguatan pesat juga dicatatkan tujuh saham lainnya, seperti INET naik 44,74% menjadi Rp 165, BPFI menguat 41,26% menjadi Rp 404, UNVR naik 32,58% menjadi Rp 1.750, BCAP naik 32% menjadi Rp 66, MFIN naik 31,81% menjadi Rp 4.600, INDY menguat 29,57% menjadi Rp 1.490, dan DIVA melesat 27,63% menjadi Rp 97.
Baca Juga
Top! Laba Nusantara Sawit (NSSS) Kuartal I-2025 Naik Signifikan 2.725%, Apa Pemicunya?
Penguatan indeks pekan ini ditopang kenaikan seluruh sektor saham. Tertinggi ditorehkan saham sektor property 5,48%, sektor teknologi 5,23%, dan sektor material dasar 5,14%. Kenaikan juga didukung penguatan saham sektor consumer non primer 4,44%, sektor keuangan 4,01%, dan sektor infrastruktur 3,55%.
Level indeks akhir pekan ini juga sudah lebih tinggi, dibandingkan dengan IHSG sebelum kebijakan Trum 6.510. Dengan demikian pemulihan pasar Indonesia terpantau lebih cepat dari sentimen negative Trump dibandingkan dengan negara-negara di Asean. Meski demikian year to date (ytd), IHSG masih torehkan penurunan sebanyak 5,66%.
Baca Juga
Ada Harapan Kesepakatan Dagang AS-China, Yield USTreasury 10-Tahun Melorot
Meski indeks catatkan penguatan pesat pekan ini, pemodal asing masih membukukan penjualan bersih saham bernilai Rp 1,15 triliun. Hanya saja nilainya turun drastic dari periode pekan lalu Rp 13,68 triliun. Tak hanya itu, pemodal asing catatkan net buy saham dalam dua hari pekan ini.
Net buy saham oleh investor asing pekan ini terjadi pada Selasa (22/4/2025) bernilai Rp 122,33 miliar. Asing terpantau gencar membeli saham BBCA, ANTM, dan BMRI. Net buy selanjutnya terjadi Jumat (25/4/2025) bernilai Rp 173,01 miliar terbanyak disumbangkan saham ANTM, BBCA, dan ASII.

