IEU CEPA Untungkan Pasar Ekspor di Tengah Hantaman Tarif Trump
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebutkan perjanjian perdagangan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-EU CEPA) dan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Area (I-EAEU FTA) menguntungkan ekspor Indonesia, di tengah hantaman tarif impor tinggi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ekspor Indonesia akan meningkat.
Alasannya, pasar negara-negara Uni Eropa sangat lah besar. Perjanjian ini akan membuka akses pasar ke wilayah berpopulasi gabungan lebih dari 600 juta jiwa, dengan daya beli relatif tinggi. Uni Eropa terdiri atas 27 negara dengan hampir 450 juta jiwa, sementara Uni Ekonomi Eurasia memiliki 5 negara anggota dengan populasi 183 juta jiwa.
"Kedua perjanjian juga berpotensi mendiversifikasi pasar ekspor Indonesia dan menjadi alternatif bagi produk yang terdampak kebijakan tarif Amerika Serikat,” jelas Mendag Busan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/6/2025).
Baca Juga
Menarik Investasi
Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, kerja sama dengan Uni Eropa dan Uni Ekonomi Eurasia dirancang untuk saling mendukung dengan sejumlah elemen yang komplementer. Sebagai contoh, perjanjian dengan Uni Eropa salah satu aspeknya adalah memastikan keseimbangan kebijakan perlindungan lingkungan dengan kegiatan perdagangan.
"Kami berharap, dua perjanjian ini dapat meningkatkan kesejahteraan, menciptakan lapangan kerja baru, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, menarik investasi di berbagai sektor,” imbuh Djatmiko.
Pada 2024, total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai US$ 30,1 miliar. Ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat US$ 17,3 miliar atau naik 4,01% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar US$ 12,8 miliar, turun 9,1% dari tahun sebelumnya. Indonesia mencatatkan surplus terhadap Uni Eropa sebesar US$ 4,5 miliar.
Baca Juga
Usai Libur Panjang, Kurs Rupiah Menguat meski Indeks Dolar Rebound
Sementara itu, pada tahun yang sama, perdagangan Indonesia dengan Uni Ekonomi Eurasia tercatat US$ 4,1 miliar. Ekspor Indonesia ke Uni Ekonomi Eurasia tercatat sebesar US$ 1,5 miliar, naik 36% dari tahun sebelumnya.
Sedangkan, impor Indonesia dari Uni Ekonomi Eurasia tercatat sebesar US$ 2,4 miliar, turun 4% dari tahun sebelumnya. Indonesia tercatat defisit terhadap Uni Ekonomi Eurasia sebesar US$ 1,1 miliar.
"Kami juga berharap, peningkatan akses pasar ke Uni Ekonomi Eurasia dapat mengurangi defisit dan menguntungkan neraca perdagangan Indonesia. Semua pihak dapat berkontribusi pada peningkatan hubungan ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa dan Uni Ekonomi Eurasia melalui ekspor dan investasi," tutur Djatmiko.

