Mentan Sebut Investasi Pertanian Rp 371 Triliun Bisa Hasilkan Untung Rp 9.000 Triliun
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, investasi pertanian Rp 371 triliun bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 9.000 triliun. Ia menegaskan hilirisasi produk pertanian merupakan jalan cepat Indonesia untuk menjadi negara mandiri dan berpengaruh secara global, bahkan menjadi negara superpower.
"Kekuatan sektor pertanian Indonesia tidak hanya terletak pada kemampuan memproduksi, tetapi juga menciptakan nilai tambah melalui pengolahan, inovasi, dan pengembangan industri hilir. Dengan investasi sebesar Rp 371 triliun, sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 9.000 triliun dan menciptakan 8 juta lapangan kerja. Karena itu, kebijakan kita sekarang difokuskan langsung kepada petani dan masyarakat,” katanya dalam keterangan usai memberikan kuliah umum bertema Perkembangan dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di AAS Building, Makassar, Senin (09/06/2025).
Kuliah umum itu dihadiri mahasiswa program Magister dan Doktoral Universitas Hasanuddin (Unhas). Ia menekankan, hilirisasi adalah kunci transformasi pertanian kita.
"Kalau ini bisa kita lakukan dalam 10 tahun ke depan, dengan komitmen kuat, maka Indonesia bisa menjadi negara superpower,” tandas Mentan Amran.
Baca JugaHambatan Non-Tarif Menjadi Masalah Utama Ekspor CPO ke Eropa, Pemerintah Diminta Negosiasi
Produk Olahan Kelapa Mahal
Ia mencontohkan, kelapa dalam negeri yang semula hanya dijual Rp 1.350 per kilogram bisa bernilai hingga Rp 145 ribu per liter, jika diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO). Komoditas lain seperti kakao dan mete juga bisa mengalami peningkatan nilai hingga 38 kali lipat. Bahkan, kelapa sawit kini telah diolah menjadi biofuel B50 yang berfungsi sebagai pengganti solar.
Mentan Amran juga menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya mahasiswa S2 dan S3, dalam mendukung agenda hilirisasi melalui riset dan inovasi. Menurutnya, pemerintah telah menyusun strategi investasi pertanian yang terarah dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Krisis Pangan Global
Amran juga menyoroti kondisi krisis pangan global yang tengah melanda 58 negara. Ia mengingatkan bahwa krisis pangan tidak hanya berdampak pada ekonomi dan kesehatan, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial dan politik.
“Kalau kebijakan bermasalah, maka negara juga akan bermasalah. Maka dari itu, sektor pertanian harus diperkuat dari hulu ke hilir,” tegasnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pertanian telah mengambil langkah strategis. Di antaranya, refocusing anggaran agar lebih tepat sasaran, menyederhanakan 241 regulasi yang menghambat produksi, serta meningkatkan sarana dan infrastruktur pertanian.
Upaya tersebut mulai terlihat hasilnya. Data BPS mencatat bahwa produksi beras nasional pada Januari - Juli 2025 mencapai 21 juta ton, naik 14,49% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan USDA bahkan memperkirakan total produksi beras Indonesia tahun ini akan mencapai 34,6 juta ton, melebihi target 32 juta ton.
Atas keberhasilan tersebut, FAO menganugerahkan Agricola Medal kepada pemerintah Indonesia pada 30 Agustus 2024. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan tertinggi dari dunia internasional atas kontribusi Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan global.
Selain memaparkan data dan strategi terkait pembangunan pertanian, Mentan Amran juga memberikan pesan moral dan motivasi kepada para mahasiswa. “Kalau ingin jadi pemimpin, harus punya inovasi. Kalau tidak, rezekinya rata-rata. Mau sukses, harus ditekan seperti berlian di suhu tinggi. Kalau tidak ada tekanan, cari tekanan. Cari tantangan besar,” katanya.
Ia menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan keunggulan komparatif Indonesia. “Negara kita bisa menanam sepanjang tahun, air mengalir terus. Kalau kita kuat, dunia akan kehilangan pasarnya. Kita punya 280 juta penduduk, itu potensi besar,” ujarnya.
Mentan Amran juga mengingatkan pentingnya integritas dalam kepemimpinan. Kalau ada orang pintar tapi tidak punya karakter, itu menjadi musibah.
“Saya sudah menangkap pejabat korup di Kementan. Percuma pintar kalau tidak jujur. Kalau ada orang pintar tapi tidak punya karakter, itu musibah bagi negara. Karena dia akan pintar membohongi,” tegasnya.
Ia menuturkan keyakinan kuat bahwa pertanian Indonesia, jika terus didorong melalui modernisasi dan hilirisasi, akan menjadi kekuatan utama bangsa. Dengan komitmen bersama, Indonesia bukan hanya mampu swasembada pangan, tetapi juga berdiri sebagai negara mandiri dan berdaulat di panggung global.

