Oknum Mafia Beras Minta Maaf, Mentan Amran: Tidak Bisa Dibiarkan!
JAKARTA, investortrust.id – Pada momen perayaaan Idul Adha, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya dalam melindungi petani dan menjaga ketersediaan pangan nasional. Ia mengungkapkan adanya upaya manipulasi data stok beras oleh oknum tertentu.
“Saat ini sementara diproses oleh Satgas Pangan. Kami minta jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen. Sekarang beras kita banyak, tapi ada yang mencoba-coba memainkan data sehingga kelihatannya beras kita kurang pasokannya. Ternyata setelah diperiksa, itu benar,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/6/2025).
Menurut Mentan Amran, oknum tersebut telah meminta maaf, namun proses hukum tetap akan berlanjut. Kendati demikian, ia menekankan bahwa proses hukum harus tetap berlanjut dan ditindak oleh aparat yang berwenang.
“Mereka meminta maaf ke Satgas Pangan, tapi saya katakan tidak! Pemeriksaan harus tetap dilanjutkan. Ini tidak boleh dibiarkan. Seandainya stok kita kurang, pasti jawabannya impor. Padahal stok kita cukup, tidak kurang. Akhirnya kalau kita impor, yang terpukul adalah petani," ungkapnya.
Baca Juga
Bongkar Mafia Beras! Mentan Beberkan Tengkulak Dapat Rp 42 Triliun, Petani Hanya Rp 1,5 Juta
Mentan Amran juga menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah terus memberi perhatian dan kemudahan bagi sektor pertanian, termasuk melalui bantuan pupuk dan kebijakan harga yang menguntungkan petani.
“Bapak Presiden telah memberi kemudahan bagi pertanian, bantuan pupuk, memberi harga yang baik. Jadi jangan dizalimi petani. Kalau negara mau kuat, ingat petani. Petani kita, baik pangan, perkebunan, maupun peternakan, jumlahnya mencapai 150 sampai 160 juta. Nah, kalau ini diperkuat, pasti Republik ini kuat,” tegas Amran.
Sebelumnya, Mentan Amran menekankan bahwa pemerintah akan bertindak tegas terhadap praktik-praktik yang merugikan petani dan konsumen, termasuk dugaan permainan harga dan manipulasi stok pangan oleh mafia.
Mentan Amran mengungkapkan bahwa selama ini middleman (tengkulak) dapat meraup keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan petani. Ia menyebutkan, pendapatan petani kira-kira sebesar Rp 1,5 juta per bulan.
“Kalau selisih harga dari petani ke konsumen sebesar Rp 2.000, kemudian produksi kita 21 juta ton sampai bulan Mei ini, artinya apa, pendapatan middleman itu Rp 42 triliun,” ucapnya, Kamis (5/6/2025).
Baca Juga
Harga Beras Naik, Mentan Amran Berang dan Duga Ada Permainan Mafia

