Tak Cukup Stimulus, Butuh Peningkatan Belanja Pemerintah untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
JAKARTA, investortrust.id - Di tengah perlambatan ekonomi global, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian, menyebut dukungan berupa belanja pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional adalah kunci di sisa paruh kedua tahun ini. Terlebih setelah catatan deflasi sebesar -0,37% (m-to-m) menjadi alarm bagi ekonomi domestik.
Fakhrul meyakini, kunci dari perbaikan pertumbuhan ekonomi telah dimulai dengan pemberian kebijakan paket stimulus sebesar Rp 24 triliun oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya pemberian stimulus ekonomi ini akan menandai peningkatan daya beli masyarakat di awal paru kedua tahun 2025.
"Ini baru saja awal dan stimulus ini saja belum cukup. Hal yang harus dilakukan selanjutnya oleh pemerintah adalah meningkatkan belanja pemerintah yang sempat tertunda di awal tahun karena realokasi anggaran," katanya kepada Investortrust, Kamis (5/6/2025).
Alumnus Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, peningkatan belanja pemerintah akan mendorong kembali pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor yang sebelumnya terdampak seperti konstruksi, perhotelan dan perdagangan.
"Kami sangat mengharapkan belanja pemerintah mencapai full throttle di paruh kedua tahun 2025," ujarnya.
Baca Juga
Daftar Paket Stimulus yang Digulirkan Prabowo untuk Juni-Juli 2025, Nilainya Rp 24,4 Triliun
Kembalinya meningkatnya belanja pemerintah, lanjut Fakhrul, diharapkan bisa menjadi pengubah persepsi penting untuk para pelaku ekonomi.
Dampak Terhadap Pasar Modal dan Nilai Tukar Rupiah
Sementara di sisi pasar modal, Fakhrul mengungkap minat investor baik asing maupun lokal sudah tinggi untuk Indonesia. Ia menyebut kini pasar menunggu lanjutan kebijakan dari pemerintah untuk mendorong sentimen positif.
"Pengumuman APBNKiTa yang selanjutnya sudah harus menunjukkan belanja pemerintah yang menguat," sebutnya.
Adapun ia menyampaikan apabila ekspektasi perbaikan pertumbuhan ekonomi tercapai, arus modal asing akan kembali ke Indonesia di tengah ketidakstabilan global yang mencuat. Bahkan ia memperkirkan dengan adanya perbaikan pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dapat menguat hingga ke bawah Rp 16.000.
Fakhrul pun menyebut ada potensi IHSG turut dapat menguat hingga ke level 7.750.
"Eksekusi belanja (pemerintah) yang transparan dan tepat sasaran sangat ditunggu," tutupnya.
Diberitakan pemerintah secara resmi menggulirkan paket stimulus ekonomi senilai Rp 24,44 triliun untuk menjaga laju pertumbuhan dan memperkuat stabilitas perekonomian nasional. Paket kebijakan yang terdiri dari lima stimulus ini untuk merespons meningkatnya risiko pelemahan ekonomi nasional akibat tekanan global.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya menjelaskan Prabowo memutuskan lima kelompok kebijakan dalam paket stimulus, dengan sasaran utama sektor transportasi, bantuan sosial, subsidi upah, dan insentif tol.
"Hari ini Bapak Presiden juga telah memutuskan untuk memberikan sebuah paket stimulus agar pertumbuhan ekonomi dapat dijaga momentumnya dan juga stabilitas perekonomian terus diperkuat," ujar Menkeu dalam keterangannya seusai ratas di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/6/2025).

