JAKARTA, investortrust.id - Kurs rupiah bergerak melemah pada perdagangan Selasa (03/06/2025) pagi. Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah melemah 19 poin (0,12%) ke level Rp 16.272 per dolar AS. Hal ini lantaran tertekan indeks dolar AS yang berhasil rebound 0,12% ke level 98,9.


Sebelumnya, indeks dolar sempat memperpanjang pelemahannya, jatuh di bawah 98,7 pada awal Juni ini. Hal itu mendekati level terendah tiga tahun yang terakhir terlihat pada April. 


Menurut Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro, depresiasi dolar AS sebelumnya disebabkan oleh ketidakpastian perdagangan baru dan gelombang sentimen risk-off menyusul data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan. "Pedagang juga mencerna PMI Manufaktur ISM AS terbaru, yang menandakan kontraksi yang lebih dalam dari yang diantisipasi di sektor tersebut, menandai penurunan bulan ketiga berturut-turut. Pada saat yang sama, ketegangan perdagangan terus meningkat," tulis Andry dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (03/06/2025).



Baca Juga

Neraca Perdagangan Surplus Beruntun 60 Bulan, Capai US$ 0,16 Miliar April

 


Cina Ganti Tuduh AS
Sementara itu Cina ganti menuduh AS melanggar perjanjian perdagangan terbaru mereka, dan berjanji mengambil tindakan pembalasan untuk membela kepentingannya. Ini menyusul tuduhan serupa dari Presiden AS Donald Trump minggu lalu, yang mengklaim Cina telah melanggar ketentuan kesepakatan kedua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar.


"Sedangkan ketegangan dengan Uni Eropa meningkat, ketika Trump mengumumkan rencana untuk menggandakan tarif baja dan aluminium menjadi 50%," lanjut Andry.

 

Baca Juga

Emas Antam Naik Tajam Tembus Rp 1,94 Juta, Apa yang Sedang Terjadi?