Bagikan

Neraca Perdagangan Surplus Beruntun 60 Bulan, Capai US$ 0,16 Miliar April

 

JAKARTA, investortrust.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada April 2025 sebesar US$ 20,74 miliar atau naik secara year on year 5,76%, dibandingkan April 2024. Impor pada April 2025 sebesar US$ 20,59 miliar atau naik secara year on year 21,84%, dibandingkan April 2024. Dengan demikian, neraca perdagangan RI tercatat surplus beruntun selama 60 bulan.


“Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan mencapai US$ 0,16 miliar pada April 2025. Ini turun dibanding surplus pada Maret 2025,” kata Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini di Jakarta, Senin (02//06/2025). 



https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1748841926/investortrust-bucket/images/1748841930279.jpg
Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan mencapai US$ 0,16 miliar pada April 2025. 



Baca Juga

Indeks Dolar Melemah Dorong Kurs Rupiah Menguat Senin



Ditopang Surplus Nonmigas

Surplus pada April 2025 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas yaitu sebesar US$ 1,51 miliar. Komoditas utama penopang utamanya yaitu bahan bakar mineral atau batu bara; lemak dan minyak hewani atau nabati (mayoritas minyak sawit); serta besi dan baja.

 

“Pada saat yang sama (April 2025), neraca perdagangan migas tercatat defisit. Defisitnya mencapai US$ 1,35 miliar,” ujar dia.

 

Ia menuturkan, komoditas yang mengakibatkan defisit pada perdagangan migas utamanya hasil minyak. Selain itu, minyak mentah.

 

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1748845183/investortrust-bucket/images/1748845188376.jpg
Pada April 2025, neraca perdagangan migas tercatat defisit. Defisitnya mencapai US$ 1,35 miliar. 

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1748845018/investortrust-bucket/images/1748845020788.jpg
Surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas yaitu sebesar US$ 1,51 miliar. 



Impor Nonmigas April Melonjak

Pudji juga menjelaskan, pada April 2025, total nilai impor mencapai US$ 20,59 miliar. Impor melonjak 21,84% secara tahunan.

"Nilai impor migas sebesar US$ 2,52 miliar atau turun 15,57% secara tahunan. Namun, impor nonmigas melonjak drastis 29,86% secara tahunan pada April 2025, menjadi US$ 18,07 miliar," ungkap Pudji. 

Kenaikan impor nonmigas terjadi pada seluruh barang menurut penggunaan. Impor barang konsumsi naik 18,46% secara tahunan dengan nilai US$ 1,7 miliar, bahan baku penolong naik 18,93% secara tahunan dengan nilai US$ 14,97 miliar, dan barang modal naik 36,28% secara tahunan dengan nilai sebesar US$ 3,91 miliar.



Surplus Kumulatif, Januari-April 

Secara kumulatif, Januari-April 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus US$ 11,07 miliar. Surplus sepanjang periode ini ditopang oleh perdagangan komoditas nonmigas, yaitu sebesar US$ 17,26 miliar. Sementara, perdagangan komoditas migas masih mengalami defisit sebesar US$ 6,19 miliar.

 

Berdasar mitra dagang, baik migas dan nonmigas, negara penyumbang surplus terbesar yaitu Amerika Serikat (AS) US$ 5,44 miliar. Berikutnya India sebesar US$ 3,98 miliar dan Filipina sebesar US$ 2,92 miliar.

Sementara itu, negara penyumbang defisit terdalam secara kumulatif yaitu Cina sebesar US$ 6,28 miliar. Berikutnya adalah Singapura sebesar US$ 2,41 miliar, dan Australia senilai US$ 1,75 miliar.

 

Baca Juga

Indonesia Berbalik Deflasi 0,37% Mei 2025



https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1745156941/investortrust-bucket/images/1745156940084.jpg
Truk kontainer saat memasuki gerbang terminal petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (20/04/2025). Foto: Investortrust/Dicki Antariksa. 



Ekspor Kumulatif Januari-April Naik 
Berdasarkan data BPS, secara kumulatif pada Januari-April 2025, ekspor Indonesia naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pada periode tahun ini, total ekspor tercatat sebesar US$ 87,36 miliar. “Ekspor tumbuh sebesar 6,65% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ucapnya.

 

Namun, ekspor migas pada empat bulan pertama tahun ini turun. Ekspor migas Januari-April 2025 sebesar US$ 4,81 miliar, lebih rendah 8,43% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 5,25 miliar.

 

"Sedangkan perkembangan nilai ekspor nonmigas tercatat mencapai US$ 62,56 miliar secara kumulatif. Ekspor nonmigas tumbuh 7,68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 76,67 miliar," tutur Pudji.

 

Peningkatan nilai ekspor nonmigas secara kumulatif terjadi di sektor industri pengolahan dan pertanian. Dua sektor ini menjadi pendorong utama peningkatan kinerja ekspor nonmigas pada Januari-April 2025.

 

“Andil industri pengolahan sebesar 11,64%. Sedangkan pertanian 0,84%” kata dia.

 

Ekspor dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat sebesar US$ 2,17 miliar atau naik 46,55% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara, sektor pertambangan tercatat sebesar US$ 11,55 miliar atau turun 27,3%. Adapun ekspor dari industri pengolahan sebesar US$ 68,84 miliar atau naik 16,08%.

 

"Ekspor sektor industri pengolahan secara kumulatif naik cukup tajam. Ini didorong ekspor minyak sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, dan nikel, serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya," paparnya.

 

Ekspor nonmigas Indonesia mengarah ke Cina, Amerika Serikat, dan ASEAN, serta Uni Eropa mengalami peningkatan dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara, ekspor nonmigas ke India mengalami penurunan.

 

"Nilai ekspor nonmigas ke Cina sebesar US$ 18,87 miliar pada periode ini. Kenaikannya sebesar 7% dibandingkan periode Januari-April 2024,” kata dia.

 

 

Impor Januari-April 2025 Meningkat 6,27%

BPS juga mencatat terjadi kenaikan impor pada Januari-April tahun ini. Impor naik 6,27% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. “Sepanjang Januari-April 2025, total impor mencapai US$ 76,29 miliar, atau naik 6,27% dibandingkan periode sama tahun lalu,” kata Pudji.

Impor migas tercatat sebesar US$ 11 miliar pada periode Januari-April 2025. Angka ini turun sebesar 8,27% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 11,99 miliar. 

 

"Sementara, impor nonmigas mengalami kenaikan. Impor nonmigas tercatat sebesar US$ 65,29 miliar atau naik 9,18% dari periode yang sama tahun lalu US$ 59,8 miliar," sebutnya.

 

Kenaikan nilai impor nonmigas terjadi pada dua golongan, yaitu bahan baku penolong dan barang modal. Impor bahan baku penolong tercatat sebesar US$ 55,35 miliar atau naik 5,32%. Adapun impor barang modal tercatat sebesar US$ 14,38 miliar atau naik 16,8%.

 

"Impor barang konsumsi secara akumulasi tercatat sebesar US$ 6,56 miliar. Ini turun 5,26%” ujar dia.

 

Berdasarkan negara asalnya, komoditas impor RI tertinggi berasal dari Cina, Jepang, dan ASEAN selain Thailand. Sementara itu, impor dari Thailand dan Uni Eropa mengalami penurunan.

 

The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024