Neraca Perdagangan Diperkirakan Surplus, Tapi Lebih Rendah dari Maret 2025
JAKARTA, investortrust.id - Tim ekonom Bank Mandiri memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 akan mengalami surplus. Meski demikian, diprediksi masih akan lebih rendah dari nilai surplus yang dicatat pada Maret 2025 sebesar US$ 4,33 miliar.
Tim ekonom Bank Mandiri memproyeksikan angka surplus perdagangan pada April diperkirakan mencapai US$ 2,70 M. Angka proyeksi ini turun -37,64% secara bulanan, dibandingkan pencapaian pada Maret 2025.
“Kami masih memperkirakan bahwa antisipasi pelaku usaha terhadap penundaan tarif resiprokal pada April diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong ekspor tetap tumbuh positif,” tulis tim ekonom Bank Mandiri, Jumat (30/5/2025).
Tim ekonom Bank Mandiri memproyeksi ekspor tumbuh 4,6% secara tahunan atau turun -11,8% secara bulanan. Penurunan ekspor secara bulanan muncul karena berlanjutnya moderasi harga komoditas utama ekspor Tanah Air.
“Berlanjutnya moderasi harga komoditas terutama, batu bara, CPO, dan nikel,” kata dia.
Baca Juga
Sementara itu, secara tahunan, harga CPO dan baja masih dapat bergerak naik.
Data perdagangan dari mitra niaga utama Indonesia menunjukkan penurunan. Terjadi kelesuan impor dari China, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang.
Dari dalam negeri, data impor menunjukkan kenaikan secara tahunan dan penurunan secara bulanan, yang masing-masing tercatat di angka 5,5% secara tahunan dan -5,8% secara bulanan. Peristiwa ini terjadi sejalan dengan faktor low base dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, aktivitas industri yang melemah menjadi indikator kondisi ini. Dalam data April, PMI manufaktur sebesar 46,7.
“Data PMI manufaktur juga menyebutkan adanya penurunan aktivitas pembelian bahan baku,” kata analisis tim tersebut.
Selain dari sektor industri, normalisasi pascaRamadan dan Idulfitri diperkirakan menjadi faktor yang mendorong impor turun secara bulanan.



