Bagikan

Perdagangan Saham Kembali Hadapi ‘Long Weekend’, IHSG Sepekan Diperkirakan Cenderung Menguat

 

JAKARTA, investortrust.id – Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali menghadapi long weekend dengan adanya Hari Raya Iduladha. Dengan begitu jumlah hari perdagangan pekan ini, kembali terpangkas menjadi empat hari saja.

 

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus memperkirakan, para pelaku pasar akan tetap berhati-hati dalam membuat keputusan. 

 

Di sisi lain, para pelaku pasar juga menanti keputusan final mengenai rencana-rencana kebijakan Donald Trump. Mengingat, Pengadilan Perdagangan Internasional Amerika Serikat (AS) telah menyatakan bahwa mayoritas tarif Trump, ilegal dan diblokir.

 

"Para pelaku pasar juga menanti serangkaian data ekonomi terutama non-farm payrolls sebagai salah satu indikator utama untuk The Fed membuat kebijakan selanjutnya. Kami memprediksi bahwa IHSG akan bergerak bervariasi cenderung menguat dalam rentang support 7.140 dan resistance 7.320," jelas Indri melalui pesan singkat, Senin (2/6/2025).

 

Menariknya, selama libur panjang akhir pekan ini, terdapat beberapa peristiwa penting yang berpotensi memengaruhi perdagangan pekan depan. Di antaranya, Mahkamah Perdagangan Internasional AS yang memblokir tarif impor Donald Trump karena dianggap melampaui wewenang, Trump yang mempertimbangkan tarif impor sementara 15% untuk sebagian besar ekonomi global selama 150 hari, serta rencananya menaikkan tarif baja dan aluminium menjadi 50%. 

 

“Ada pula kabar Elon Musk mundur dari penasihat senior Gedung Putih dan adanya isu pengunduran diri Ray Dalio sebagai penasihat Danantara, meski belum ada konfirmasi resmi,” sambung Indri.

 

Baca Juga

IHSG Dibuka Anjlok 41 Poin, Penurunan Dipicu Sejumlah Saham Berikut

 

Selain itu, dalam perdagangan saham sepekan yang hanya akan berlangsung empat hari yakni 2-5 Juni 2025, Indri mengimbau pelaku pasar untuk mencermati sejumlah sentimen kunci dari global dan domestik.

 

Sentimen global yang wajib dicermati yakni Indeks S&P Global Manufacturing PMI  AS periode Mei yang diprediksi akan meningkat ke level 52,3 dibandingkan bulan sebelumnya di level 50,2. 

 

JOLTs (job openings AS) pada Mei 2025 diperkirakan akan sedikit turun level 7,05 juta dibandingkan bulan sebelumnya 7,19 juta. Sedangkan initial jobless claims AS pada pekan ketiga bulan Mei diperkirakan turun tipis ke level 235.000 dari bulan sebelumnya pada level 240.000.

 

“Kemudian non-farm payrolls Amerika Serikat periode Mei 2025 diperkirakan akan turun ke level 130.000 dibanding bulan sebelumnya di level 177.000,” imbuh Indri.

 

Sementara itu, sejumlah sentimen domestik yang perlu dipantau pekan ini, antara lain S&P Global Manufacturing PMI pada Mei yang diprediksi akan meningkat ke level 48,3 dibanding bulan sebelumnya di 46,7.

 

Ada pula data neraca dagang Indonesia periode April 2025 yang diprediksi tetap surplus namun turun hingga US$ 2,75 miliar dibandingkan bulan sebelumnya pada level US$ 4,33 miliar.

 

Indonesia juga diprediksi mengalami disinflasi ke level 1,9% dibandingkan bulan sebelumnya di level 1,95%. 

 

The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024