main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. macro

Data Neraca Perdagangan Kumulatif, untuk Edukasi Publik

 

JAKARTA, investortrust.id - Badan Pusat Statistik (BPS) akan menyampaikan data neraca perdagangan atau ekspor impor secara kumulatif, untuk edukasi publik. Cara penyampaian ini berbeda dengan laporan-laporan sebelumnya, yang menampilkan data perubahan bulanan. 

 

“Jadi untuk periode rilis berikutnya, untuk data ekspor-impor, kita akan menyampaikan dalam bentuk kumulatif. Penyampaian data secara kumulatif ini untuk mendapat pandangan yang lebih mendalam terhadap suatu fenomena di bulan tertentu. Sebagai contoh, perkembangan nilai ekspor kumulatif Januari-Maret 2025 akan dibandingkan dengan Januari-Maret 2024,” kata Direktur Statistik Distribusi BPS Sarpono saat taklimat media di kantor BPS Pusat, Jakarta, Rabu (28/05/2025).





Baca Juga

Danantara Dapat Hasilkan Dividen Rp 163 Triliun/Tahun, Investasi dan Perdagangan Ditingkatkan

 

Sebelumnya Sulit Diinterpretasikan

Sarpono menjelaskan, BPS melihat penyampaian data secara bulanan sebelumnya sangat dipengaruhi jumlah hari. Selain itu, terdapat faktor musiman dan momentum hari besar.

 

“Atau hal-hal penyumbang kenaikan atau pola kritis dari data bulanan tersebut. Sehingga, itu sulit diinterpretasikan,” ucap dia.

 

Sarpono menjelaskan BPS nantinya akan tetap menampilkan data bulanan. Tetapi tidak dalam presentasi, melainkan dalam dokumen Berita Resmi Statistik (BRS).

 

Baca Juga

Kurs Rupiah Melemah, Tertekan Rebound Indeks Dolar

 
Deputi Statistik bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, penyampaian kumulatif tidak akan mereduksi peristiwa yang terjadi pada bulan sebelumnya. Justru, dengan penyampaian secara kumulatif, akan memberi pemahaman bagi pengguna data.

 

“BPS ingin mengedukasi pembaca datanya, karena kan kinerja itu tidak bisa dilihat dari bulanan, melainkan kumulatif,” ujar Pudji.

 

Pudji menyebut BPS tetap akan menyediakan data secara detail sesuai kebutuhan penggunanya. Dengan data yang rinci tersebut, pengguna dapat menganalisis sesuai kebutuhan.

 

“Itu tergantung kebutuhan. Tapi, kalau mau lihat kinerja perdagangan yang lebih tepat, kita lihat dari bagaimana secara kumulatif perdagangan itu,” ujar dia.

ARTIKEL POPULER

      BERITA TERKAIT

      • Data Neraca Perdagangan Kumulatif, untuk Edukasi Publik

        28/05/2025, 09.46 WIB
      • Alasan BPS Pindah Jadwal Penyampaian Data Neraca Perdagangan ke Awal Bulan

        28/05/2025, 10.17 WIB
      • Indonesia Akan Tutup Neraca Perdagangan dengan AS Pakai Impor Komoditas Energi dan Pertanian

        29/04/2025, 12.04 WIB
      • BPS Tunda Umumkan Neraca Perdagangan April 2025, Ini Cerita Besar di Baliknya

        15/05/2025, 04.01 WIB
      • Indonesia Bakal Seimbangkan Neraca Perdagangan dengan AS Senilai US$ 19,5 Miliar

        29/04/2025, 04.24 WIB