Asing Berbalik Net Sell Saham dan SBN
JAKARTA, investortrust.id - Investor asing berbalik mencatatkan net sell saham Rp 0,21 triliun dalam perdagangan di Bursa Efek indonesia, Selasa (27/05/2025). Asing juga berbalik melepas Surat Berharga Negara (SBN), dengan mencatakan penjualan bersih Rp 0,28 triliun pada Senin, berdasarkan data terbaru DJPPR.
Dari sentimen global, analis keuangan dari D'Origin Louisa Rahardjo memaparkan, investor kini mempertimbangkan prospek perdagangan global lebih baik, menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda pengenaan tarif 50% atas impor Uni Eropa. "Eropa dilanda optimisme bahwa sengketa perdagangan Amerika Serikat-Uni Eropa dapat dihindari. Indeks sentimen konsumen Jerman juga naik 0,9 poin untuk bulan Juni, menandai kenaikan bulanan ketiga berturut-turut," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (27/05/2025) sore.
Investor juga melihat harga konsumen di Prancis meningkat kurang dari yang diantisipasi pada bulan Mei. Hal ini menimbulkan ekspektasi lebih kuat untuk potensi penurunan suku bunga ECB (Bank Sentral Eropa) pada awal Juni.
Baca Juga
Masuk SBN Rp 21,7 Triliun, Mtd
Sementara itu, Efek Indonesia mencatat, asing masih membukukan pembelian bersih Rp 4,16 triliun secara month to date. "Sedangkan secara year to date, asing mencatatkan net sell Rp 46,55 triliun,” kata manajemen BEI di Jakarta, Selasa malam.
Sedangkan di pasar SBN, data terbaru yang dirilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) adalah transaksi kemarin, dengan non-resident di pasar SBN rupiah yang dapat diperdagangkan mencatatkan penjualan neto Rp 0,28 triliun. Namun secara month to date, asing masih mencatatkan pembelian bersih Rp 21,72 triliun hingga kemarin, dan secara year to date mencapai Rp 44,74 triliun hingga Senin.
Baca Juga
IHSG Menguat
Meski pemodal asing berbalik mencatatkan net sell (penjualan bersih) saham, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada Selasa (27/05/2025) ditutup rebound 10,62 poin (0,15%), ke 7.198,97. Investortrust mencatat, net sell terbanyak melanda saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 212,12 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 135,11 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 87,20 miliar, PT Barito Pacific Tbk (BRP) Rp 73,13 miliar, dan PT Amman Mineral Interasional Tbk (AMMN) Rp 65,64 miliar.
Sebaliknya lima sahamn dengan torehan pembelian bersih (net buy) melanda saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 391,77 miliar, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 95,56 miliar, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 72,04 miliar. Selain itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 64,70 miliar, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 34,70 miliar.

Kenaikan IHSG tersebut ditopang penguatan sejumlah sektor saham. Ini seperti sektor energi dengan indeks menguat 0,89%, sektor infrastruktur 0,95%, sektor material dasar 0,73%, sektor material dasar 0,64%, dan sektor keuangan 0,16%. Sebaliknya, penurunan melanda saham sektor teknologi dan properti.
Meski IHSG ditutup turun, kelima saham mencetak penguatan harga hingga auto reject atas (ARA). Ini mencakup saham PT Agro Yasa Lesatari Tbk (AYLS) melambung 34,95% menjadi Rp 139, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) naik 34,62% menjadi Rp 175, dan PT Martina Berto Tbk (MBTO) naik 34,94% menjadi Rp 112.
Baca Juga
Telkom (TLKM) Angkat Dian Siswarini Jadi Dirut, Begini Profilnya
Harga saham PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) juga melompat 24,60% menjadi Rp 314 dan PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) sebanyak 25% atau mencapai ARA, menjadi Rp 625.
Sebaliknya lima saham dengan penurunan paling dalam adalah saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) 10,89% menjadi Rp 1.800, PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) turun 10% menjadi Rp 81, PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) melemah 10% menjadi Rp 81, PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) turun 9,90% menjadi Rp 1.865, dan saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) turun 9,60% turun menjadi Rp 113.

