Indeks Dolar Terus Tertekan, Kurs Rupiah Berbalik Melemah
JAKARTA, investortrust.id - Indeks dolar Amerika Serikat terus melemah, sebesar 0,22 poin atau 0,22% hingga Selasa (27/05/2025) pagi, ke level 98,89. Secara year to date, DXY sudah merosot 8,85% berdasarkan data Yahoo Finance.
"Amerika Serikat menghadapi tantangan signifikan dalam beberapa hari terakhir, terutama akibat kebijakan pemerintah yang sulit untuk diprediksi di bawah kepemimpinan Donald Trump. Nilai tukar dolar AS pun tertekan, dan sentimen secara keseluruhan terhadap AS tetap negatif. Sementara itu, kawasan lain—termasuk Eropa dan Jepang—berhasil mengungguli AS baik di nilai tukar maupun pasar sahamnya," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto dalam keterangan di Jakarta, Selasa pagi.
Meski indeks dolar masih tertekan, kurs rupiah pada Selasa pagi justru dibuka berbalik melemah. Pada pukul 09.25 WIB, TradingView mencatat, mata uang Garuda melemah 20 poin atau 0,12%, ke level Rp 16.234 per dolar AS.
Baca Juga
Mengapa Target Pertumbuhan Ekonomi Kemenkeu dan Bappenas Beda?
Rupiah juga melemah terhadap hard currency lain, yen Jepang. Pada pukul 10.02 WIB, kurs rupiah terdepresiasi 0,12 poin atau 0,11%, ke level 113,79. Secara year to date, rupiah sudah melemah 11,07% berdasarkan data Yahoo Finance.
Rupiah juga melemah terhadap hard currency lain euro. Nilai tukar rupiah terdepresiasi 12 poin atau 0,06% ke level Rp 18.488. Secara year to date, rupiah sudah melemah 10,98%.
Net Buy Saham
Sementara itu, dana asing masih lanjut mengalir masuk ke Bursa Efek Indonesia hingga penutupan perdagangan Senin (26/05/2025). Pemodal asing mencatatkan net buy saham Rp 0,32 triliun.
Hal ini menambah akumulasi pembelian bersih saham oleh asing Rp 4,37 triliun month to date, hingga kemarin. Sedangkan secara year to date, asing masih mencatatkan net sell Rp 46,34 triliun.
Sementara itu berdasarkan data Riset Investortrust, di pasar Surat Berharga Negara (SBN), data terbaru yang dirilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) masih transaksi pada Jumat lalu (22/05/2024). Hari itu, non-resident melakukan pembelian neto Rp 7,28 triliun di pasar SBN rupiah yang dapat diperdagangkan.
Baca Juga
Secara month to date, asing mencatatkan pembelian bersih Rp 17,04 triliun di SBN rupiah yang dapat diperdagangkan hingga Jumat lalu. Secara year to date, asing mencatatkan pembelian bersih Rp 40,06 triliun hingga Jumat lalu.
Penguatan MoU Penggunaan Uang Lokal dengan Cina
Sementara itu, upaya BI untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah terus dilakukan. Hal ini antara lain lewat penandatanganan penguatan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral RI dengan Cina.
Disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Li Qiang, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan Gubernur People's Bank of China (PBOC) Pan Gongsheng menandatangani penguatan MoU tersebut. "Nota Kesepahaman tersebut memperkuat Nota Kesepahaman sebelumnya yang telah ditandatangani oleh kedua bank sentral pada tanggal 30 September 2020. Kali ini dengan memperluas cakupan kerja sama penyelesaian mata uang lokal bilateral yang mencakup transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi keuangan," ujar Perry dalam keterangan di Jakarta, dikutip Selasa (27/05/2025).
Nota Kesepahaman ini juga melengkapi upaya kerja sama dalam meningkatkan konektivitas pembayaran dengan penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam transaksi bilateral. Tiongkok selama ini merupakan tujuan ekspor terbesar produk nonmigas Indonesia, dengan Indonesia mencatatkan defisit neraca perdagangan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
"Adapun rincian transaksi yang diperkenankan akan dituangkan dalam petunjuk pelaksanaannya. Nota Kesepahaman ini selanjutnya akan mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi dan investasi bilateral, serta meningkatkan kerja sama moneter antara kedua negara di pasar moneter dan keuangan," papar Perry.
Disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok Li Qiang, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan Gubernur People's Bank of China (PBoC) Pan Gongsheng menandatangani penguatan MoU untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral RI dengan Cina. Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi/Sekretariat Presiden.

