Mengapa Target Pertumbuhan Ekonomi Kemenkeu dan Bappenas Beda?
JAKARTA, investortrust.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) untuk pengantar pembuatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 ke DPR, Rabu (21/05/2025). Dalam paparannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengasumsikan pertumbuhan ekonomi tahun 2026 berada pada kisaran 5,2% hingga 5,8%.
Sementara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudi menyampaikan rencana pertumbuhan ekonomi mencapai 5,8% hingga 6,3% pada 2026. Target itu termuat dalam paparan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026 yang bertema “Kedaulatan Pangan dan Energi serta Ekonomi yang Produktif dan Inklusif”.
“Sasaran pembangunan tahun, diukur dengan pilar pertumbuhan ekonomi dengan target 5,8% hingga 6,3% pada tahun 2026. Sebelumnya, pertumbuhan di atas 5% sudah pernah kita capai di 2024, yaitu 5,03%” ujar Rachmat, saat kick of meeting penyusunan RKP 2026, dikutip dari Youtube, Senin (26/05/2025).
Baca Juga
Dana Asing Terus Masuk, Rupiah Makin Perkasa terhadap Dolar dan Yen
Febrio: Masih Dibahas
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, target pertumbuhan ekonomi dalam asumsi makro 2026 masih terus bergulir dibahas. “Ini bagian dari proses, nanti kita lihat saja pembahasan,” kata Febrio, ditemui usai paparan KEM-PPKF, di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (21/05/2025).
Febrio mengatakan akan terus melihat arahan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, diharapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% nantinya tercapai.
Baca Juga
Butuh Enam Bulan Pemangkasan Suku Bunga BI Bisa Berdampak ke Ekonomi RI
Meski demikian, Febrio menyadari adanya kondisi menantang dari pertumbuhan ekonomi global. “Untuk bisa tetap tumbuh tentunya driver utama yang kita lihat bertahun-tahun dan juga akan kita dorong ke depan adalah investasi. Ini yang akan kita lakukan,” ujar dia.
Selain pertumbuhan ekonomi, Bappenas menyematkan target 2026 untuk sejumlah pilar pertumbuhan tinggi berkelanjutan. Ini di antaranya, penurunan intensitas emisi gas rumah kaca sebesar 37,14%, GNI per capita US$ 5.870 per warga negara, dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup sebesar 76,67.
Untuk sasaran penurunan kemiskinan, Bappenas menargetkan kemiskinan ekstrem pada 2026 akan mencapai 0%, tingkat kemiskinan sebesar 6,5% hingga 7,5%, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,44% hingga 4,96%, serta rasio gini berada di rentang 0,377 hingga 0,380. Sementara, pada sasaran sumber daya manusia berkualitas, Bappenas menggunakan ukuran berupa Indeks Modal Manusia, yang ditargetkan 0,57.

