Rupiah Makin Impresif, BI Tak Buru-Buru Bawa ke Rp 15.000an per Dolar AS
JAKARTA, investortrust.id - Bank Indonesia (BI) merespons pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang semakin impresif untuk menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Meski kian dekat ke level Rp 15.000-an per dolar AS, BI mengaku ingin fokus agar mata uang Garuda tetap stabil di pasar spot.
"Intinya sekarang bagaimana kita bisa membuat rupiah stabil dulu ya," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Gedung Thamrin, Kantor BI, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Menurut Ramdan Denny, stabilitas nilai tukar rupiah dibutuhkan lantaran saat ini asesmen terbaru dewan gubernur BI menunjukkan masih terjadinya ketidakstabilan global. Sehingga hal ini membuat BI ingin memastikan fundamental perekonomian domestik tetap kuat dengan inflasi yang terjaga serta stabilnya nilai tukar rupiah.
Baca Juga
Rupiah Tancap Gas di Awal Pekan karena Manuver Trump dan Data Ekonomi AS
"Bagaimana juga BI komitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi sehingga semuanya itu membuat Indonesia mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap ketidakpastian yang sedang terjadi di pasar global ini," ungkapnya.
Diberitakan kurs rupiah terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat dan yen pada perdagangan valas di pasar spot Senin (26/05/2025), seiring indeks dolar AS masih melemah. Penguatan mata uang Garuda juga didorong dana asing yang terus mengalir masuk ke saham dan Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia.
Rupiah menguat 40 poin atau 0,25% ke level Rp 16.174 per dolar AS pada pukul 09.48 WIB, berdasarkan data Yahoo Finance. Namun, secara year to date, mata uang Garuda masih terdepresiasi terhadap greenback 0,55%. Kurs rupiah ini jauh melemah dibanding asumsi dalam APBN 2025 sebesar Rp 16.000 per dolar AS.
Rupiah juga makin perkasa terhadap yen Jepang, menguat 0,14 poin atau 0,12% ke Rp 113,6. Namun, secara year to date, rupiah masih terdepresiasi 10,88%.

