Rupiah Tancap Gas di Awal Pekan karena Manuver Trump dan Data Ekonomi AS
JAKARTA, investortrust.id - Mengawali pekan ini, nilai tukar (kurs) rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (26/5/2025) pagi. Data Yahoo Finance menunjukkan kurs rupiah menguat 55 poin (0,34%) ke level Rp 16.159 per dolar AS.
Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro menyorot sejumlah data ekonomi AS yang mempengaruhi kinerja indeks dolar, seperti imbal hasil US Treasury 10 tahun yang turun 1,77 basis poin (bps) menjadi 4,51% (-5,8 bps ytd) setelah Presiden Donald Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan mengancam tarif pada Uni Eropa.
Baca Juga
Namun berita terbaru, Donald Trump mengumumkan pada Minggu (25/6/2025) bahwa perpanjangan batas waktu usulan tarif 50% pada Uni Eropa, diundur dari 1 Juni menjadi 9 Juli.
"Minggu ini, investor juga akan fokus pada komentar pejabat The Fed, serta risalah rapat FOMC. Indikator ekonomi utama AS, meliputi pendapatan dan pengeluaran pribadi, indeks PCE (price consumer index), pesanan barang tahan lama, neraca perdagangan barang, estimasi ke-2 pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) kuartal I 2025, laba perusahaan, penjualan rumah tertunda, dan Indeks harga rumah S&P/case-shiller," kata Andry dalam keterangan tertulis, Senin (26/5/2025).
Selain itu, penjualan rumah keluarga tunggal baru di AS melonjak 10,9% dari bulan sebelumnya ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 743.000 unit, memperpanjang kenaikan 2,6% yang direvisi turun pada sesi sebelumnya. Angka ini jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 692.000 rumah yang terjual.
Baca Juga
Itu adalah peningkatan paling tajam sejak Agustus 2022, mengangkat penjualan rumah ke level tertinggi sejak Februari 2022, kemungkinan dibantu insentif pembangun yang ditujukan untuk meringankan tantangan keterjangkauan yang mencengkeram pasar penjualan kembali.
"Ini cukup untuk mengimbangi kenaikan suku bunga hipotek selama bulan tersebut," tutup Andry.

