PGN Tancap Gas di 2025! Jargas Naik, Emisi Turun, Transisi Energi Jalan Terus
JAKARTA, investortrust.id – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN, subholding gas Pertamina (Persero) optimistis menatap hingga akhir 2025 menyusul kinerja solid pada kuartal I 2025 yang meraih pendapatan US$ 967 juta atau tumbuh 2% dibandingkan periode yang sama 2024.
"PGN optimistis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan (hingga akhir 2025)," kata Corporate Secretary PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN Fajriyah Usman saat dihubungi Investortrust, Selasa (20/5/2025).
Adapun PGN masuk nominasi sebagai pemenang dalam ajang "The Best Investortrust Companies 2025" untuk kategori pemenang utama yang akan berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/5/2205).
Baca Juga
Gas Rumah Tangga Makin "Nge-gas", PGN Targetkan 59.000 Sambungan Baru di Jatim
Dia mengatakan, pada 2025 PGN menghadapi tantangan geopolitik, fluktuasi harga minyak, serta kurs, baik rupiah terhadap dolar Amerika Serika (AS) maupun yen Jepang terhadap dolar AS. Namun, PGAS berhasil mengimbangi melalui penguatan operasional, optimasi dana internal, dan efisiensi.
"Kami optimistis dengan strategi bisnis efisiensi dan optimasi keuangan," kata Fajriyah.
PGN mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 338 juta (Rp 5,511 triliun) pada 2025, dengan fokus pengembangan infrastruktur gas bumi guna mendukung transisi energi.
"Langkah ini sejalan komitmen PGN mendukung keberlanjutan dan ketahanan energi nasional," kata Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko dalam sebuah kesempatan analyst briefing.
Dari capex US$ 338 juta, sebesar 67% dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur gas bumi, termasuk program jaringan gas (jargas) dan proyek infrastruktur strategis lainnya serta pengembangan teknologi rendah karbon, seperti compressed natural gas (CNG) dan liquifed natural gas (LNG).
Pada 2025, PGN akan menambah 200.000 sambungan baru jargas rumah tangga di Sumatera dan Jawa, yang berpotensi menghemat subsidi LPG pemerintah ratusan miliar rupiah.
Hal ini akan membuat maka jargas mencapai lebih 1 juta sambungan rumah (SR) pada akhir 2025. Adapun pada kuartal I 2025, jargas telah tersambung di lebih 820.000 rumah tangga dengan panjang pipa mencapai 20.000 km.
Terkait LNG, Aref mengatakan, prospek di Indonesia sangat besar. "Pipa gas kita kan dari Aceh sampai Jawa Timur. Yang Indonesia Timur belum ada pipa, mau enggak mau harus pakai LNG, CNG, atau bentuk lain yang beyond pipeline," kata dia.
Adapun LNG adalah gas alam yang didinginkan hingga berbentuk cair sehingga bisa diangkut dengan kapal.
Sedangkan 33% dari capex 2025 untuk pengembangan di segmen hulu migas. PGN akan melanjutkan eksplorasi di wilayah kerja (WK) Pangkah, Ketapang, dan Fasken, serta mengajukan perpanjangan kontrak WK Muara Bakau.
Direktur Keuangan PGN Fadjar Harianto Widodo menambahkan, PGN menargetkan pengembangan pipa gas strategis, yaitu pipa Tegal–Cilacap dan pipa minyak Cikampek–Plumpang untuk mendukung distribusi BBM dari terminal BBM (TBBM) Cikampek ke Plumpang. Selain itu, PGN menjalankan bisnis perdagangan LNG internasional sesuai kontrak untuk memperkuat pasar global.
Baca Juga
Perkuat Pasokan Gas Nasional Lewat FSRU Lampung, PGN Terima 130.000 m³ LNG dari Tangguh
Perusahaan Gas Negara pada 2025 menargetkan volume niaga gas sebesar 917 billion british thermal unit per day (BBTUD) meningkat 8% dari capaian 2024 sebesar 852 BBTUD ditopang pertumbuhan demand dari beberapa kawasan industri, antara lain di Jawa Barat, Batang, Kendal, dan Jawa Timur, pembangkit listrik di Batam, dan industri oleochemical di Dumai.
Pada segmen transportasi minyak, PGN memperkirakan kenaikan volume 11% dari 161.174 BOEPD pada 2024 menjadi 178.347 BOEPD pada 2025, yang dikontribusikan shipper-shipper baru. Adapun LPG processing diprediksi meningkat 2% seiring pasokan dari shipper PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).
Dalam mendukung keberlanjutan, PGN pada 2025 menargetkan pengurangan emisi 4.372 ton CO2 ekuivalen melalui efisiensi operasional dan teknologi ramah lingkungan, termasuk pengembangan biomethane dan diversifikasi produk turunan gas.
Kuartal I 2025
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN hingga kuartal I 2025 membukukan pendapatan US$ 967 juta atau tumbuh 2% dibandingkan periode yang sama 2024. Sementara itu, EBITDA tercatat US$ 205 juta, sedangkan laba bersih mencapai US$ 62 juta.
Selama 3 bulan pertama 2025, volume penyaluran gas PGN tercatat sebesar 861 BBTUD, sementara transmisi mencapai 1.602 juta kaki kubik standar per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD).
Keandalan infrastruktur tetap tinggi di level 99,9%, menopang layanan kepada 820.000 pelanggan di seluruh Indonesia, mencakup 817.420 rumah tangga, 2.587 pelanggan kecil dan 3.291 industri dan komersial.
Saat pasokan gas berkurang karena natural decline di sektor hulu, PGN mengoptimalkan pemanfaatan jasa regasifikasi LNG di Lampung, Arun, dan Jawa Barat. Volume jasa regasifikasi melalui kontrak terminal usage agreement (TUA) FSRU Lampung naik menjadi 109 BBTUD, sementara jasa melalui fasilitas LNG Arun mencapai 128 BBTUD dan FSRU Jawa Barat 294 BBTUD.
Baca Juga
Lampaui Target Penurunan Emisi, PGN Tegaskan Komitmen terhadap Energi Bersih
PGN juga mencatat kontribusi di segmen lain seperti transportasi minyak sebesar 171.943 BOEPD, lifting migas sebesar 16.461 BOEPD, dan perdagangan LNG internasional sebesar 68 BBTUD.
Kinerja 2024
PGAS yang menjadi portofolio investor kawakan, Lo Kheng Hong, membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak 22% menjadi US$ 339,42 juta pada 2024, dibandingkan 2023 senilai US$ 278,09 juta. Pertumbuhan laba sejalan dengan kenaikan pendapatan menjadi US$ 3,78 miliar pada 2024 dari US$ 3,64 miliar pada 2023.
PGN telah melakukan buyback obligasi pada harga di bawah par atau lebih rendah dari nominal. Aksi ini diharapkan bisa mengurangi beban bunga 2025, sehingga laba bisa lanjutkan pertumbuhan.
Perusahaan Gas Negara atau PGN kini telah berusia 60 tahun, tepatnya pada 13 Mei 2025. PGN menegaskan perannya untuk terus menyediakan layanan pemanfaatan gas bumi bagi Indonesia yang tersebar di 18 provinsi meliputi 74 kabupaten di Indonesia.
PGN menguasai 95% dari total infrastruktur gas bumi di Indonesia untuk melayani lebih 820.000 pelanggan mulai sektor rumah tangga, industri, UMKM, kelistrikkan, hingga transportasi.
Baca Juga
Kuasai 95% Infrastruktur Gas Bumi, Ini Segudang Prestasi PGN di Usia 60 Tahun
Penguasaan market gas bumi mencapai 91% yang dipenuhi melalui volume penyaluran gas bumi PGN sebesar 861 BBTUD beserta volume trasmisi sebesar 1.602 MMSCFD per triwulan I 2025.
Pelanggan PGN Group tersebar mulai Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Selatan, Batam, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Kalimantan Timur.
HUT ke-60 menjadi mementum PGN untuk menilik kembali ke perjalanan PGN yang telah mengkombinasikan backbone infrastruktur gas bumi. Aset strategis PGN dalam menopang layanan gas bumi Indonesia, antara lain pipa transmisi South Sumatera-West Java (SSWJ), pipa gas Arun Belawan, Pipa West Java Area (WJA), pipa Gresik-Semarang (Gresem), interkoneksi pipa Cisem I dengan pipa distribusi di Jawa Tengah, beserta infrastruktur pendukung gas bumi lainya.

