Dengan Delapan Strategi, Pertumbuhan Ekonomi 2026 Bisa Terkerek ke 5,5%-5,8%
JAKARTA, Investortrust.id — Kendati ketidakpastian global masih berlangsung, pemerintah yakin bahwa laju pertumbuhan ekonomi 2026 mampu mencapai 5,5%-5,8%. Tahun ini, laju pertumbuhan ekonomi kemungkinan besar berada di bawah target 5,2%. Tapi, dengan menerapkan delapan kebijakan dengan fokus utama pada “Kedaulatan Pangan, Energi, dan Ekonomi”, pertumbuhan ekonomi diyakini akan terdongkrak pada 2026 dan tahun-tahun selanjutnya.
Berikut delapan strategi utama APBN 2026:
• Ketahanan pangan: peningkatan produksi, penguatan Bulog, bantuan alsintan, subsidi pupuk, penguatan lumbung pangan.
• Ketahanan energi: transisi energi bersih, hilirisasi sawit (B40-B50), energi surya, hidro, dan panas bumi.
• Makan Bergizi Gratis (MBG): untuk 82,9 juta penerima, melalui 30.000 unit SPPG.
• Pendidikan: anggaran Rp 727–761 triliun untuk sekolah unggulan, sekolah rakyat, vokasional, PAUD, dan perguruan tinggi.
• Kesehatan: anggaran Rp 181–228 triliun untuk JKN, penurunan stunting, pelayanan kesehatan gratis.
• Desa, Koperasi, UMKM: penguatan KDMP, pengentasan kemiskinan berbasis ekonomi akar rumput.
• Pertahanan semesta: modernisasi alutsista, industri pertahanan dalam negeri, dan keamanan siber.
• Akselerasi investasi dan perdagangan global melalui Danantara.
Baca Juga
Ini Sederet Fokus RAPBN 2026 Pemerintah di Sektor Kedaulatan Pangan, Energi, dan Ekonomi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2026 di DPR RI hari ini, Selasa (20/05/2025).
Di mana, dari sisi target ekonomi makro, RAPBN 2026 menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% hingga 5,8%, inflasi 1,5% hingga 3,5%, serta nilai tukar rupiah di kisaran Rp 16.500 hingga Rp 16.900 per dolar AS. Lifting minyak ditargetkan 600.000–605.000 barel per hari, dan lifting gas 953.000–1.017.000 BOE per hari. Lifting minyak adalah volume produksi minyak bumi yang siap untuk dijual.
Dalam RAPBN 2026, pemerintah juga menerapkan target kesejahteraan sosial dan kebijakan fiskal & APBN 2026.
Baca Juga
Detail RAPBN 2025 Menggantung, Wacana APBN Perubahan Menggaung
📝 Kesejahteraan Sosial
• Kemiskinan ditargetkan turun ke 6,5% – 7,5%
• Pengangguran terbuka: 4,44% – 4,96%
• Rasio Gini: 0,377 – 0,380
• Indeks Modal Manusia (IMM): naik ke 0,57
📝 Kebijakan Fiskal & APBN 2026
• Pendapatan negara: 11,71% – 12,22% dari PDB
• Belanja negara: 14,19% – 14,75% dari PDB
• Defisit fiskal: 2,48% – 2,53% dari PDB
• Reformasi pajak: Coretax, Global Taxation Agreement, ekstensifikasi pajak berbasis data
• Pembiayaan inovatif: optimalisasi Danantara, KPBU, SAL, dan efisiensi pembiayaan
Konteks Global dan Tantangan
• Ketidakpastian global meningkat akibat kebijakan proteksionis, seperti tarif tinggi AS kepada 145 negara, mirip dengan era Merkantilisme.
• Perang dagang AS-Tiongkok dan lemahnya peran WTO menambah ketegangan ekonomi global.
• IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2026 hanya 3,0%.
• Indonesia tetap tangguh: pertumbuhan 2025 diperkirakan 4,7% meski direvisi dari 5,1%.

