main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. macro

Penerimaan Pajak Terkerek 66,43%, Namun APBN Masih Cetak Defisit Rp 104 Triliun

JAKARTA , Investortrust.id - Pada Maret 2025, pendapatan negara mencapai Rp 516,1 triliun, meningkat dari realisasi penerimaan per akhir Februari 2025 yang sebesar Rp 316,9 triliun. Peningkatan utamanya ditopang oleh kenaikan penerimaaan perpajakan.

 

“Jadi dalam waktu satu bulan saja, pendapatan negara mengalami kenaikan Rp 200 triliun sendiri,” kata Sri Mulyani saat paparan kinerja APBN KiTa edisi April 2025, Rabu (30/4/2025).

 

Menurut Sri Mulyani, posisi pendapatan negara terkerek dari penerimaan perpajakan. Hingga akhir Maret 2025, penerimaan pajak  mencapai Rp 400,1 triliun. Angka ini naik 66,43% jika dibandingkan penerimaan per akhir Februari 2025 yang sebesar Rp 240,4 triliun.

 

 

“Kenaikan ini terlihat dari penerimaan pajak, dari Rp 187,8 triliun menjadi Rp 322,6 triliun,” ujar dia.

 

Baca Juga

Menkeu Kaji Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih dari APBN

 

Dari data ini, Sri Mulyani menyebut penerimaan pajak sudah mengalami pre-positioning yang meyakinkan. “Ini menjadi hal yang positif dan akan kami laporkan bulan-bulan setelahnya,” kata dia.

 

Sementara itu dari sisi keseimbangan primer tercatat surplus sebesar Rp 17,5 triliun, namun angka ini masih minus 27,7% dari target APBN.

 

Hingga  Maret 2025, terjadi defisit APBN sebesar Rp 104,2 triliun atau 0,43% dari PDB. Angka ini, 16,9% dari target defisit APBN 2025.  “Secara postur, defisit per 31 Maret 2025, adalah Rp 104,2 triliun,” ucap dia.

ARTIKEL POPULER

      BERITA TERKAIT

      • Penerimaan Pajak Terkerek 66,43%, Namun APBN Masih Cetak Defisit Rp 104 Triliun

        30/04/2025, 07.25 WIB
      • Defisit APBN Kuartal I-2025 dalam Target

        30/04/2025, 14.45 WIB
      • Penerimaan Pajak Bruto hingga April Rp 733,2 Triliun

        23/05/2025, 12.11 WIB
      • Penerimaan Pajak Bruto Maret Rp 168,1 Triliun, Naik 7,54%

        07/05/2025, 06.30 WIB
      • Bank Mandiri: Pertumbuhan Perbankan Kredit Masih Kuat, Namun UMKM Perlu Dukungan Tambahan

        19/05/2025, 05.47 WIB