China dan Inggris Rampung! Airlangga Bongkar Strategi Negosiasi RI-AS yang Masuki Babak Seru
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan perkembangan terkini negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, negosiasi yang dijalankan Indonesia akan mendapat berkah dari hasil pembahasan yang sudah selesai antara Inggris-AS dan China-AS.
“Tentu ini akan memudahkan langkah-langkah bagi negara lain,” kata Airlangga, di kantornya, Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Baca Juga
Harga Emas Antam "Nangis" Gegara 'Deal' Dagang Trump-Inggris, Saatnya Beli?
Airlangga menjelaskan, tim negosiator Indonesia akan terus memantau proses negosiasi yang berlangsung. Proses tukar-menukar informasi sudah dilakukan tim teknis Indonesia dan AS.
“Prosesnya kita ikuti saja. Masih dalam tahap pembicaraan, jadi nanti kita tunggu saja, karena ini sifatnya dinamis,” ucap dia.
Airlangga menjelaskan, terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan pandangan dalam proses negosiasi. Namun, tahapan itu masih dalam koridor pembahasan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia menawarkan tujuh hal kepada AS sebagai daya tawar atas resiprokal tarif. “Kita menyampaikan tujuh measures yang kita lakukan,” kata Anggito saat Kagama Leaders Forum, di Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Anggito menjelaskan, tawaran yang disampaikan tersebut itu bersifat tarif maupun non-tariff measures. Penawaran juga memasukkan langkah reformasi birokrasi yang sejalan dengan keinginan United State Trade Representative (USTR).
“Dari sisi itu, kita bisa mengatur cukup prudent dari sisi dampak kepada ekonomi kita,” jelas dia.
Baca Juga
Imbal Hasil US Treasury Naik di Tengah “Gencatan Perang Tarif” AS-China, Investor Masih Hati-hati
Meski begitu, Anggito tak dapat memperinci tujuh tawaran yang disampaikan karena bersifat rahasia. “Itu disampaikan dengan bersurat pribadi ke Pemerintah AS,” ujar dia.
AS dan China mencabut tarif besar-besaran atas barang satu sama lain selama 90 hari. Washington dan Beijing sepakat menurunkan tarif seusai pembicaraan di Jenewa, Swiss, akhir pekan kemarin. AS menurunkan tarifnya atas barang-barang China hingga 30%. Sementara China akan menurunkan tarifnya sendiri hingga 10%, turun lebih dari 100 poin persentase.
Sejalan dengan itu, AS memberikan keringanan tarif terbatas untuk ekspor mobil dan baja asal Inggris, tetapi dengan syarat-syarat ketat yang terkait keamanan rantai pasok serta kepemilikan fasilitas produksi strategis.

