AHY Bongkar Strategi RI Capai Pertumbuhan 8% di ICI 2025, dari EBT sampai TOD
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi membuka ajang International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) pada Rabu (11/6/2025).
AHY menyampaikan, Indonesia tidak bisa mengandalkan konsumsi domestik saja, melainkan meningkatkan potensi ekonomi di Tanah Air, mulai agrikultur, industri manufaktur, energi, hingga sektor perumahan untuk menuju pertumbuhan ekonomi 8% sesuai yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga
PII Perkuat Ekosistem Pembiayaan Kreatif, Hadir di Creative Infrastructure Financing
“Kalau kita membangun secara bijaksana, dengan menghadapkan tidak hanya mencapai pertumbuhan (ekonomi) yang tinggi, tetapi juga ada keberlanjutan. Sebagai menteri koordinator untuk infrastruktur dan pembangunan kewilayahan, saya memiliki tanggung jawab memastikan bahwa visi ini dapat diwujudkan dalam aksi-aksi nyata,” tegas dia dalam sambutannya.
Adapun lima topik utama yang dalam ajang ICI 2025, yakni ketahanan pangan dan ketersediaan air baku, penyediaan energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT), konektivitas berkelanjutan, pembangunan kota modern, dan strategi pembiayaan infrastruktur berkelanjutan.
“Kami membangun strategi infrastruktur di bawah visi Presiden Prabowo Subianto, pertama untuk ketahanan pangan dan ketersediaan air. Karena itu kami melakukan rehabilitasi untuk 2,5 hektare irigasi dan membangun bendungan, tempat penyimpanan guna mendukung agribisnis. Di Jawa Tengah misalnya, jalan-jalan sudah dibangun dan akan membantu meningkatkan pendapatan petani,” papar AHY.
Selanjutnya, AHY menargetkan energi bersih dari pengolahan sampah menjadi energi (waste to energy) sebesar 3,5 gigawatt (GW) guna mencapai net zero emission (NZE) 2060.
“Rencana kami untuk pasokan listrik 2025 ini menargetkan 3,5 gigawatt yang akan menambah kapasitas yang ada 66% di antaranya akan masuk dari energi baru terbarukan (EBT), ini satu komitmen jangka panjang kita untuk mencapai net zero commitment 2060,” jelas dia.
Baca Juga
Proyek Infrastruktur Rp 200 Triliun Siap Ditawarkan ke Investor pada ICI 2025
Kemudian, AHY menekankan, Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar harus memiliki konektivitas berkelanjutan, mulai moda transportasi darat, udara, laut, hingga perkeretaapian.
“Kami membangun koridor-koridor pembangunan jalan, pelabuhan, bandara, terutama di daerah-daerah yang belum berkembang optimal, seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi. Konektivitas harus menjangkau semua sudut-sudut di negara kita, dan kami mengakselerasi pembangunan digital infrastructure broadband, jadi ini akan memberikan akses banyak untuk pendidikan, kesehatan, dan lain-lain,” ujar dia.
Lebih jauh, AHY menggarisbawahi, pembangunan kota modern menjadi perhatian khusus, seperti kawasan transit-oriented development (TOD) hingga proyek tanggul laut di pesisir pantai utara.
“Kami membuat sistem TOD dan gedung-gedung hijau, serta pengendalian banjir. Misalnya saja menghadapi risiko peningkatan permukaan air, kami juga melakukan inisiatif melindungi daerah-daerah pantai yang sejajar dengan target untuk adaptasi iklim. Kota-kota tidak boleh menjadi hanya hijau, tetapi harus lebih sehat, lebih inklusif, dan lebih hijau,” kata dia.
Terakhir, anak sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengajak para investor untuk ikut membangun infrastruktur berkelanjutan di Tanah Air demi menjaga hubungan diplomatik serta memitigasi bencana alam.
“Kami menyambut investor-investor dari luar (negeri) untuk menjadi partner dalam transformasi jangka panjang Indonesia. Ini adalah topik-topik kunci yang akan kita bicarakan di dalam 2 hari International Conference on Infrastructure ini. Indonesia terbuka untuk bisnis, tapi secara jelas kami juga tahu bahwa investasi harus selaras dengan prioritas nasional kami, dan dengan semua komitmen iklim, dan lain-lain,” pungkas AHY.

