Gas Merata Sampai Timur! Pertamina Bongkar Strategi Modular Dongkrak Ekonomi Papua-Maluku
JAKARTA, Investortrust.id – PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian subholding gas Pertamina, menegaskan komitmennya memperkuat infrastruktur midstream energi di Indonesia Timur, seperti Papua atau Maluku dengan pendekatan modular.
Dengan infrastruktur yang dirancang sesuai kondisi geografis dan potensi lokal, Pertagas optimistis dapat menjadi mitra strategis dalam mendorong monetisasi gas berkelanjutan dan pemerataan energi nasional.
Baca Juga
Gas untuk Negeri! Pertagas, PGN, dan PEP Bersatu untuk Industri dan Listrik di Jabar
Direktur Komersial Pertamina Gas Kusdi Widodo mengatakan bahwa konektivitas merupakan faktor kunci dalam mempercepat akses energi di wilayah dengan tantangan geografis tinggi.
“Investasi bukan semata soal pasokan, tetapi konektivitas. Tantangan utama di Indonesia Timur adalah ketiadaan infrastruktur midstream yang andal untuk menghubungkan sumber gas dengan pasar potensial. Di sinilah pendekatan modular dan hybrid memainkan peran penting,” ujar Kusdi dalam keteranganya, Senin (26/5/2025).
Hal ini disampaikan Kusdi pada sesi panel Concurrent Session The 49th Indonesia Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex) 2025 di ICE BSD City, Tangerang, pekan lalu.
Dalam diskusi bertema “Fuelling the Future: Strategies for Achieving Long-term Plan Production from East Indonesia through Sustainable Exploration” ini menghadirkan berbagai tokoh kunci dari sektor hulu migas, regulator, hingga mitra internasional, dalam membahas peluang dan tantangan dalam monetisasi gas di kawasan Indonesia Timur.
Pertagas, sebagai operator jaringan pipa transmisi gas terpanjang di Indonesia dan pengelola lebih 600 km pipa minyak di Sumatera, berperan mendukung penyaluran kebutuhan energi nasional. Namun, untuk menjangkau wilayah timur yang belum terlayani infrastruktur, Pertagas mengimplementasikan pendekatan modular, seperti isotank, floating storage unit (FSU), floating regasification unit (FRU), serta pembangunan pipa pendek untuk konektivitas lokal.
Salah satu portofolio di wilayah Indonesia Timur, yaitu proyek gasifikasi di Sorong. Di bawah mandat Kepmen ESDM Nomor 13.K/2020 lalu, Pertagas mendukung suplai gas ke pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) 50 megawatt (MW). “Ini bukan hanya proyek kelistrikan, tetapi jangkar ekonomi kawasan. Ketika listrik tersedia, permintaan dari sektor logistik, industri, hingga rumah tangga ikut tumbuh,” tambah Kusdi.
Selain itu, untuk menjangkau daerah terpencil yang tidak memiliki jaringan pipa, Pertagas mengembangkan fasilitas virtual pipeline di Bontang, yakni LNG filling station berkapasitas 14 MMSCFD dan LNG Cargo Dock yang mendukung pengiriman isotank melalui laut ke kawasan Indonesia Timur. Fasilitas ini dapat menjadi solusi nyata distribusi gas secara fleksibel.
Dalam sesi tersebut, Kusdi juga menyinggung proyek-proyek prospektif di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua Selatan. Midstream bukan hambatan, justru menjadi enabler mulai dari skala kecil, praktis, dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal, itulah pendekatan kami,” tegasnya.
Baca Juga
Pertagas Pastikan Pasokan Gas Konsumen dan Industri Terpenuhi Jelang Idulfitri
Selain aspek teknis dan komersial, Kusdi menyoroti pentingnya aspek sosial dalam keberlanjutan proyek energi. “Menjaga komunikasi kuat dengan komunitas sosial bukan pilihan, tetapi keharusan. Kami menjalankan tanggung jawab sosial di sekitar wilayah operasional untuk merangkul masyarakat, memberdayakan, dan memastikan infrastruktur kami memberi manfaat bersama,” kata Kusdi.
Sebagai bagian dari Pertamina Group dan subholding gas PGN, Pertagas terus memperluas perannya tidak hanya sebagai pengangkut gas, tetapi juga sebagai pembuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi kawasan. “Kami hadir bukan hanya untuk mengalirkan gas, tetapi untuk membuka akses dan membangun ketahanan energi jangka panjang,” kata Kusdi.

