Bagikan

Ketum Kadin Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Bakal Rampung Sesuai Jadwal

 

WASHINGTON DC, Investortrust.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyampaikan optimismenya bahwa Indonesia bisa mendapatkan titik temu dalam negosiasi tentang tarif impor dengan Amerika Serikat, sesuai kerangka waktu yang telah ditetapkan.

 

Hal ini disampaikan Anin, demikian sapaan akrabnya, di tengah wawancaranya bersama CBS News, dengan host CBS News Nancy Cordes di Washington DC, Jumat (2/5/2025).

 

Sejak (pengumuman tarif oleh Presiden Trump saat) Liberation day, Indonesia telah sibuk memikirkan bagaimana untuk melakukan perjanjian yang tepat antara dua negara. Saya datang dari sektor bisnis, Kamar Dagang dan Industri dan kami adalah mitra strategis pemerintah  Indonesia. Saya tahu pemerintah Indonesia telah menjalani pertemuan  yang baik dengan counterpart mereka di sini,” ujar Anin.

 

“Paya pikir negosiasi ini bisa rampung sesuai dalam time frame.  Dalam 90 hari, hingga 9 Juli,” imbuhnya.

 

 

Dalam kesempatan tersebut Anin menyampaikan bahwa sejatinya  Pemerintah RI dan Kadin Indonesia ingin melakukan lebih banyak lagi transaksi perdagangan dengan Amerika Serikat untuk menyeimbangkan surplus perdagangan yang dialami dari sisi Indonesia.

 

Untuk menyeimbangkan neraca perdagangan dua negara, maka Indonesia bisa mengimpor lebih banyak lagi minyak, gas, kacang kedelai hingga produk dairy. Sebaliknya, Indonesia bisa menawarkan beragam produk tekstil, alat kesehatan dan alas kaki.  

 

Dikatakan Anin,  Indonesia memiliki surplus dalam perdagangan dengan AS, sekitar US$ 18 miliar, untuk itu pemerintah Indonesia menawarkan pemerintah AS untuk mengalokasikan  impor ke Amerika Serikat dari sejumlah negara-negara lain.  “Jadi, apa yang dipikirkan oleh pemerintah Indonesia adalah untuk mengalokasikan US$ 40 miliar  untuk mengkompensasi surplus US$ 18 miliar,” ujarnya.

 

Baca Juga

Kadin Indonesia Bawa Angin Segar dari AS, Siap Perkuat Sinergi Ekonomi Bilateral dengan Negeri Paman Sam

 

Pemahaman dua organisasi kamar dagang di dua negara, Amerika dan Indonesia juga sama, yakni bagaimana caranya mencapai  ekuilibrium nili transaksi perdagangan bisa tercapai. “Bagaimana kita bisa memperbesar  dan melakukan lebih banyak? AS ingin menjual lebih banyak soya, biji, dan kacang, di atas minyak dan gas, saya yakin. Dan kami ingin menjual lebih banyak alas kaki, pakaian, dan elektronik. Jadi, dalam 2 hari terakhir, saya telah bertemu dengan para stake holder seperti lembaga katun nasional, kedelai, dan juga produk susu.

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1746260479/investortrust-bucket/images/1746260476324.jpg
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie dan mitranya dari US Chamber of Commerce (Kamar Dagang Amerika Serikat/AS) Senior Vice President dan Head of International Kamar Dagang AS John Murphy (kanan) memperlihatkan naskah MoU untuk menguatkan perdagangan bilateral dan hubungan dagang antar-kedua negara didampingi oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Komunikasi, dan Pemberdayaan Daerah Kadin Indonesia Erwin Aksa (kiri) di Washington, D.C., AS pada Jumat (02/05/2025). Foto: Kadin Indonesia 
 

 

Saat ditanya soal potensi kesulitan untuk menangkap apa yang diinginkan oleh Presiden Trump lewat negosiasi, diakui Anindya bahwa terdapat cukup banyak variabel yang menjadi dasar dan pertimbangan dalam negosiasi dua negara. Namun ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah saling percaya  antara dua negara.

 

Indonesia lanjut Anindya, menginginkan agar proses negosiasi yang saat ini sedang dijalankan bisa menghasilkan banyak perjanjian dagang antara diua negara, termasuk investasi bersama.  Sebaliknya, Indonesia sekarang memiliki kemampuan untuk juga berinvestasi di AS, selagi itu masih masuk akal dalam hal jaringan penyediaan.”

 

Anindya menjelaskan, potensi investasi Indonesia di AS amat terbuka dengan kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai  Sovereign Wealth Fund, yang memiliki aset under management sebesar US$ 900 miliar dolar. “Aset itu menghasilkan sekitar 10 miliar dolar per tahun. Jadi, kita juga memiliki potensi menjadi investor utama,” tuturnya.

The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024