Pasar Asia-Pasifik Dibuka Bervariasi, Investor Cerna Penundaan Tarif AS
TOKYO, investortrust.id - Pasar saham Asia-Pasifik dibuka dengan pergerakan yang bervariasi pada Selasa pagi (27/5/2025), menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menunda penerapan tarif impor sebesar 50% terhadap Uni Eropa. Investor di kawasan masih menimbang dampak kebijakan tersebut terhadap prospek perdagangan global.
Baca Juga
Presiden Komisi Eropa Telepon Trump, Tarif 50% Ditunda hingga 9 Juli
Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang melemah tipis sebesar 0,15% pada pembukaan, sedangkan indeks Topix relatif datar. Di Korea Selatan, indeks Kospi terkoreksi 0,15%, setelah pada perdagangan Senin menyentuh level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Indeks Kosdaq yang berbasis saham kapitalisasi kecil juga nyaris tidak bergerak di awal sesi.
Pasar Australia bergerak ke arah sebaliknya, dengan indeks S&P/ASX 200 naik 0,28% mengikuti penguatan di bursa berjangka AS. Sementara itu, pasar Hong Kong diperkirakan dibuka mendatar. Kontrak berjangka indeks Hang Seng berada di kisaran 23.200, tidak jauh dari penutupan sebelumnya di level 23.282,33.
Perdagangan di Wall Street libur pada Senin karena peringatan Memorial Day. Namun, reaksi positif terhadap penundaan tarif terlihat dari lonjakan kontrak berjangka AS yang diperdagangkan di luar jam reguler. Dow Jones Industrial Average futures tercatat naik 407 poin atau 1%, S&P 500 futures menguat 1,1%, dan Nasdaq 100 futures melonjak 1,3%.
Baca Juga
Dow Futures Melonjak 400 Poin setelah Trump Tunda Tarif 50% untuk Uni Eropa
Investor menanggapi langkah Trump untuk menunda tarif hingga 9 Juli mendatang, setelah menerima permintaan dari Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Ini menandai potensi jeda dalam ketegangan dagang lintas Atlantik yang sempat meningkat pekan lalu ketika Trump mengusulkan tarif impor tinggi mulai 1 Juni.
Menurut analis, pasar Asia mengambil pendekatan wait and see. Reaksi positif di Wall Street menunjukkan bahwa investor menghargai ruang waktu tambahan untuk negosiasi, namun masih ada kehati-hatian mengingat belum adanya kepastian lanjutan.

