Pendapatan Naik, Laba XLSmart (EXCL) Turun 29% Kuartal I
JAKARTA, investortrust.id - PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) mencatat pendapatan Rp 8,6 triliun pada kuartal I-2025, tumbuh 1,93% secara tahunan (yoy) dari Rp 8,43 triliun. Namun, laba bersih justru turun sekitar 29% menjadi Rp 384,56 miliar, dibanding Rp 541,07 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Penurunan laba ini disebabkan lonjakan beban operasional yang naik 3,93% yoy menjadi Rp 7,24 triliun. Rincian pendapatan perusahaan berasal dari jasa GSM dan jaringan telekomunikasi sebesar Rp 8,47 triliun serta layanan managed services dan IT sebesar Rp 125,83 miliar.
Presiden Direktur & CEO XLSMART Rajeev Sethi mengatakan, perusahaan menghadapi tantangan besar di awal 2025. Ini mulai dari proses merger, ketatnya persaingan industri, hingga tekanan daya beli masyarakat.
“Kami bersyukur masih mampu meraih kinerja yang baik. Kami tetap tumbuh positif, serta mampu menyelesaikan proses merger sesuai rencana,” kata Rajeev dalam laporan keuangan perusahaan yang dirilis Selasa (06/05/2025).
Baca Juga
Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Rata-Rata 4,87%, Ini Penyebabnya
Pertumbuhan Pelanggan
Rajeev menyebut strategi Fixed Mobile Convergence (FMC) ikut mendorong pertumbuhan pelanggan. Hingga Maret 2025, pelanggan XL Axiata mencapai 58,8 juta atau naik 1,2 juta yoy. Sedangkan Average Revenue per User (ARPU/Pendapatan Rata-Rata per Pengguna) stabil di kisaran Rp 40 ribu.
Layanan digitalnya juga menunjukkan hasil kuat. Aplikasi MyXL dan AXISNet mencatat 35,7 juta pengguna aktif, tumbuh 18% yoy. Keduanya menyumbang kontribusi pendapatan hingga 21%, salah satunya lewat fitur XL Circle yang mendukung personalisasi layanan.
Belanja Modal Rp 1,24 Triliun
Trafik layanan meningkat 9% menjadi 2.848 petabyte, seiring peningkatan jumlah BTS 4G sebesar 7% menjadi lebih dari 115 ribu unit. Belanja modal XL Axiata pada periode ini mencapai Rp 1,24 triliun, yang fokus pada ekspansi dan peningkatan kualitas jaringan.
Dari sisi keuangan, free cash flow XL Axiata naik 28% menjadi Rp 3,08 triliun. Utang bersih tercatat Rp 11,6 triliun, dengan rasio net debt to EBITDA sebesar 2,51x. Perusahaan juga melaporkan tidak memiliki utang dalam dolar AS, dengan komposisi bunga mengambang sebesar 64%.
Per akhir Maret 2025, total aset XL Axiata mencapai Rp 84,83 triliun, turun tipis 1,56% dari posisi akhir 2024. Meski laba menurun, manajemen optimistis kinerja akan pulih seiring selesainya proses merger dan fokus pada layanan konvergensi. (C-13)

