Ekonomi Kuartal I 2025 Melambat, Cermin Lesunya Permintaan Domestik dan Investasi
JAKARTA, investortrust.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi 4,87% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I-2025. Angka ini turun 0,98% secara kuartalan dibandingkan kuartal IV-2024
Konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang utama tumbuh 4,89% secara tahunan, investasi tumbuh 2,12% secara tahunan, dan ekspor tumbuh 6,78% secara tahunan. Penurunan terjadi terhadap konsumsi pemerintahan -1,38% secara tahunan.
Baca Juga
Erick Thohir: Pertumbuhan Ekonomi RI 4,87% Kuartal I-2025 Tergolong Baik di Tengah Tekanan Global
Senior Chief Economist Samuel Sekuritas Indonesia Fithra Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 menunjukkan laju perlambatan yang terjadi sejak kuartal III-2021.
“Menggarisbawahi hambatan yang terus berlanjut hingga saat ini, mencerminkan permintaan domestik kurang optimal serta kinerja investasi melambat selama periode pasca-hari raya,” kata Faisal, Senin (5/5/2025).
Faisal mengatakan, konsumsi rumah tangga yang memiliki distribusi sebesar 54,5% menunjukkan "kelelahan". Pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat dipicu keyakinan konsumen yang melemah. Di sisi investasi, pembentukan modal swasta tetap dibatasi suku bunga tinggi, hambatan regulasi, dan ketidakpastian global.
Baca Juga
Pertumbuhan Ekonomi Melambat jadi 4,87% di Kuartal I, IHSG justru Melaju makin Kencang, Ada Apa?
Sementara itu, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat signifikan berhubungan dengan masalah daya beli. Hal ini terlihat dari indeks keyakinan konsumen yang melemah dari bulan Januari hingga Maret 2025.
Huda menggambarkan perlambatan konsumsi rumah tangga kuartal I-2025 merupakan peringatan dini. Sebab, kuartal I-2025 terdapat perayaan hari besar keagamaan, Idulfitri. “Momen musiman Ramadan-Lebaran ternyata tidak mampu mendongkrak perekonomian,” ujar Nailul.
Sebagai perbandingan, pada 2023 pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 5,22% bertepatan dengan mudik dan Lebaran.
Celios juga mensimulasikan perhitungan bahwa perputaran uang pada Idulfitri 2025 juga menurun.
Berdasarkan data BPS, proporsi pekerja formal dan informal per Februari 2025 yaitu, masing-masing, 59,4% dan 40,6% dari total penduduk bekerja yang sebesar 145,77 juta orang.
Lima sektor lapangan usaha yang mendominasi pekerjaan ini, antara lain pertanian dengan distribusi 28,54%, perdagangan dengan distribusi 19,26%, industri pengolahan dengan distribusi 13,45%, akomodasi dan makan minum dengan distribusi 7,87%, dan konstruksi dengan distribusi 5,97%.
Dari sini, jumlah pengangguran per Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang. Angka ini bertambah 83.450 orang. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 4,76%.
Jika dilihat pendidikan yang Ber Hasil ditamatkan lulusan SMA/SMK dan diploma IV, Strata-1 (sarjana S1), S2, dan S3 mendominasi. Pengangguran yang berasal dari lulusan SMA sebesar 6,35%, SMK 8%, dan diploma hingga S3 yaitu 6,23%.

