Pemerintah Buka Blokir Anggaran Hasil Efisiensi untuk 99 K/L
JAKARTA, investortrust.id - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membuka blokir anggaran hasil efisensi pada 99 kementerian/lembaga (K/L).
Presiden Prabowo Subianto merilis Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025. Berdasarkan inpres tersebut, anggaran sebesar Rp 306,7 triliun diefisiensi pemerintah.
Baca Juga
Efisiensi Anggaran Pemerintah Tekan Pendapatan Industri Hotel 40% Ytd
“Jadi ini kita lakukan efisiensi belanja K/L pada 2025 pada 99 K/L diefisiensikan Rp 256,1 triliun dan untuk transfer ke daerah (TKD) diefisiensikan Rp 50,6 triliun,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat konferensi pers APBN KiTA edisi April 2025, di kantornya, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Setelah proses berlangsung, kata Suahasil, pada 7 Maret 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melapor ke Prabowo bahwa pelaksanaan Inpres 1/2025 ini telah diselesaikan. Kementerian Keuangan kemudian meminta izin untuk refocusing, realokasi, dan pembukaan blokir agar belanja K/L bisa dilakukan reprioritisasi sesuai prioritas-prioritas pemerintah.
Hingga 25 April 2025, pemerintah telah menajamkan realokasi anggaran K/L sebesar Rp 86,6 triliun. “Besarnya adalah Rp 86,6 triliun sudah dilakukan pembukaan blokir sehingga bisa belanja lagi,” kata dia.
Baca Juga
Komisi II DPR Bantah Pengangkatan CASN Ditunda Akibat Efisiensi Anggaran
Menurut Suahasil, anggaran yang di-refocussing itu diberikan pada 23 K/L di Kabinet Merah Putih. Dalam proses yang terus berjalan, 23 K/L itu menerima aliran anggaran sebesar Rp 33,1 triliun. “Untuk 76 K/L lainnya sudah (diserahkan) sebesar Rp 53,49 triliun,” ujar dia.
Kondisi ini membuat belanja K/L mengalami percepatan. Belanja K/L yang tercatat baru menyentuh Rp 83,6 triliun pada Februari 2025 melonjak 134,5% pada Maret 2025 atau mencapai Rp 196,1 triliun. “Sehingga artinya di dalam bulan Maret itu sendiri total belanja K/L-nya adalah Rp 113,6 triliun,” kata dia.

