Imbal Hasil SBN Stabil, Menkeu Yakin Investor Akan Bertahan di Indonesia
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kebijakan tarif resiprokal yang dibuat Presiden Amerika Serikat (AS) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sektor keuangan. Meski begitu, dia berkeyakinan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia terjaga stabil sehingga investor portofolio tetap akan bertahan.
“Di luar gejolak imbal hasil AS dan dunia, imbal hasil SBN kita relatif stabil,” kata Sri Mulyani, saat paparan kinerja APBN KiTa edisi April 2025, Rabu (30/4/2025).
Sri Mulyani menjelaskan, kondisi ini menunjukkan kepercayaan dan ketenangan investor terhadap perekonomian Indonesia sehingga mereka akan bertahan. Kepercayaan ini muncul karena Indonesia dianggap mampu menjaga APBN, inflasi, dan perekonomian domestik.
“Ini yang harus kita perkuat karena dalam suasana ketidakpastian. Investor seluruh dunia mencari tempat yang pasti dan aman,” ujar dia.
Berdasarkan asumsi APBN 2025, imbal hasil SBN untuk 10 tahun adalah 7%. Berdasarkan end of period (eop), imbal hasil rata-rata SBN sebesar 6,98%. “Ini slightly below assumption,” kata dia.
Baca Juga
Menurut Sri Mulyani, kondisi surat berharga terdampak US Treasury Bonds 10 tahun yang melonjak akibat tarif resiprokal. Meski demikian, dia menyebut suasana global mengalami gejolak sejak 2024.
“Pada saat itu, FFR diharapkan turun, tapi tertahan inflasi yang relatif tinggi dan pasar ketenagakerjaan yang masih cukup ketat,” ujar dia.

