PMA Melonjak 12,7% Tembus Rp 230,4 Triliun, Total Investasi Rp 465,2 Triliun
JAKARTA, investortrust.id – Realisasi penanaman modal asing (PMA) menembus Rp 230,4 triliun pada triwulan I-2025, melonjak 12,7% year on year (yoy) atau meningkat 2,7% secara kuartalan (quarter on quarter/qoq). PMA atau foreign direct investment (FDI) ini menyumbang 49,5% dari total realisasi investasi RI.
"Lonjakan PMA itu mendorong total realisasi investasi RI triwulan-I 2025 melonjak tembus Rp 465,2 triliun. Ini naik yoy 15,9% dibanding sebelumnya Rp 401,5 triliun. Kontribusi hilirisasi juga meningkat signifikan," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P Roeslani dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (29/04/2025).
Realisasi investasi RI triwulan-I 2025 itu terdiri atas PMA menembus Rp 230,4 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 234,8 triliun, yang juga naik 19,1% yoy.
"PMDN ini menyumbang 50,5% dari total realisasi investasi. Total realisasi investasi triwulan-I itu mencapai 24,4% dari target tahun 2025 sebesar Rp 1.905,6 triliun," ujar Rosan.
Baca Juga
Indonesia Teken Kerahasiaan Negosiasi AS, Rupiah Perkasa Rp 16.779/USD Selasa
Data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menunjukkan tren pertumbuhan investasi nasional positif dari 2021 hingga Maret 2025. Industri pengolahan menjadi pilar utama PMA, sementara infrastruktur dan jasa tetap mendominasi sektor PMDN.
Singapura Investor Terbesar
Sementara itu, negara/ekonomi asal investasi terbesar masih Singapura pada triwulan I-2025. Negara Kota Kepala Singa ini menyumbang investasi menembus US$ 4,6 miliar.
Kedua adalah Hong Kong mencapai US$ 2,2 miliar. Hong Kong merupakan Daerah Administratif Khusus (DAK) Republik Rakyat Tiongkok. Status khusus ini diberikan berdasarkan prinsip "satu negara, dua sistem".
Yang ketiga adalah Cina senilai US$ 1,8 miliar. Keempat adalah negeri jiran Malaysia US$ 1,0 miliar dan kelima Jepang senilai US$ 1,0 miliar.
Investasi Terbanyak di Luar Jawa
Rosan yang juga CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) ini juga menjelaskan, investasi terbanyak kini di luar Jawa. "Investasi di luar Jawa mencapai Rp 235,9 triliun, naik 17,4% yoy. Ini menyumbang 50,7% terhadap total realisasi investasi kuartal I-2025," ucapnya.
Sedangkan realisasi investasi di Jawa senilai Rp 229,3 triliun, meningkat 14,3% yoy. Pulau terpadat penduduk di Nusantara ini menyumbang 49,3% terhadap total realisasi investasi kuartal I-2025.
Baca Juga
Asing Lanjut Net Buy SBN Jumbo Rp 6 Triliun, Net Sell Saham Rp 0,18 Triliun
Serap Tenaga Kerja Indonesia 594.104
Selain membawa masuk modal ke Tanah Air yang makin dibutuhkan di tengah meningkatnya gejolak global, realisasi investasi ini juga membawa dampak besar pada penambahan dan perluasan lapangan kerja.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mencatat sebanyak 594.104 tenaga kerja Indonesia terserap sepanjang kuartal pertama 2025, lantaran adanya realisasi investasi tersebut. Penyerapan TKI itu naik 8,5% dari tahun sebelumnya (yoy).
Sektor Hilirisasi Primadona
Sektor hilirisasi yang menjadi program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi andalan, dengan kontribusi hampir sepertiga total investasi nasional. Perkembangan itu mencerminkan arah kebijakan pemerintah yang konsisten mendorong nilai tambah di dalam negeri.
Hilirisasi tambang hingga perkebunan yang menjadi kunci masa depan bangsa ini menarik investasi sekitar Rp136,3 triliun. Fokus utamanya ada di:
-
Mineral seperti nikel, tembaga, dan bauksit senilai Rp 97,6 triliun.
-
Perkebunan dan kehutanan, terutama sawit dan kayu, senilai Rp 31,1 triliun.
Sedangan provinsi terdepan yang menarik investasi hilirisasi adalah Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Subsektor Logam, Transportasi, dan Tambang Diminati
Sementara itu, subsektor yang paling diminati pemodal adalah logam, transportasi, dan tambang. Investasi terbesar diserap oleh subsektor industri logam dasar dan barang logam, mencapai Rp 67,3 triliun pada kuartal I tahun ini.
Berikutnya adalah subsektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp 66,5 triliun. Ketiga adalah subsektor pertambangan Rp 48,6 triliun.
"Selain itu, subsektor jasa lainnya senilai Rp 41,0 triliun. Ada lagi, perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai Rp 37,5 triliun," tutur Rosan.
DKI Terfavorit Investor
Sementara itu, dari sisi daerah, provinsi DKI Jakarta masih teratas. Investasi yang berhasil disedot mencapai Rp 69,8 triliun
Empat daerah lain juga masuk lima daerah terfavorit investor, yakni Jawa Barat dengan investasi Rp 68,5 triliun, Jawa Timur Rp 36,0 triliun, Sulawesi Tengah Rp 32,7 triliun, dan Banten Rp 31,1 triliun.

