Weda Bay Industrial Park Klaim Catatkan Total Investasi Rp240 Triliun di Hilirisasi lewat Kawasan Industri
JAKARTA, Investortrust.id - PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) memperkuat perannya sebagai penggerak hilirisasi nikel domestik dengan merangkum dan mengucurkan investasi ke dalam negeri khususnya di Kawasan Industri Weda Bay hingga Rp240 triliun.
"Hingga awal 2025, total investasi yang tercatat mencapai 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp240 triliun, menjadi penggerak pengembangan rantai hilirisasi nikel dan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia," kata Direktur PT IWIP Scott Ye di Weda Bay, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Sabtu (31/5/2025) seperti dikutip Antara.
Masuknya investasi sejalan dengan pengembangan kawasan industri terintegrasi dari hulu hingga hilir. "IWIP terus memperkuat pengembangan industri, khususnya dalam hilirisasi nikel, melalui investasi yang masuk ke kawasan industri Weda Bay” ujarnya.
Scott menambahkan, investor di kawasan industri IWIP berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia, China, Prancis, Australia, India, dan Korea Selatan. Juga Taiwan.
Baca Juga
Bahlil Sebut Prabowo Akan Resmikan Proyek Hilirisasi Nikel dan DME
Menurut dia, keberagaman tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan investor global terhadap potensi hilirisasi di Indonesia.
IWIP juga memiliki rencana pengembangan investasi baru senilai 8 miliar dolar AS yang akan difokuskan pada tiga sektor strategis nasional yakni industri baterai kendaraan listrik dan hilirisasi nikel, energi hijau, serta pembangunan smelter aluminium elektrolitik.
Dari rencana pengembangan investasi baru tersebut, pertama yakni proyek baterai dan hilirisasi nikel 5 miliar dolar AS. IWIP akan mengembangkan fasilitas produksi untuk bahan baku utama baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), Nickel Sulfate (NiSO4), Cobalt Sulfate (CoSO4), dan Nickel Cobalt Manganese (NCM).
Ia menuturkan produksi dijadwalkan dimulai antara 2025 hingga 2026, termasuk pengembangan unit untuk produksi baterai EV, truk listrik, dan alat berat bertenaga listrik, yang ditargetkan mulai beroperasi pada Desember 2025.
"Kedua, pengembangan energi hijau dengan investasi US$ 2 miliar," lanjutnya.
Dalam mendukung kebutuhan energi industri yang semakin besar, IWIP juga akan membangun fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 2 GW dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 500 MW.
Baca Juga
Gibran Tegaskan Hilirisasi Digital Bukan Jargon, Nilainya Berpotensi Tembus US$ 300 Miliar di 2030
Proyek energi terbarukan itu dikembangkan secara bertahap guna memastikan suplai listrik rendah karbon bagi seluruh kawasan industri.
Ketiga, Smelter Aluminium Elektrolitik dengan investasi US$ 1 miliar. Proyek itu akan memproduksi electrolytic aluminium, yang sangat dibutuhkan sebagai material ringan untuk struktur kendaraan listrik, komponen baterai, serta infrastruktur energi bersih.
Produksi dijadwalkan rampung pada 1 Oktober 2025 dan akan menggunakan pasokan listrik dari proyek PLTS dan PLTB guna menekan emisi karbon dalam proses produksi.
“Pengembangan ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik, tetapi juga mencerminkan transformasi IWIP menjadi kawasan industri berbasis teknologi, keberlanjutan, dan integrasi energi bersih,” imbuh Scott Ye.
Kawasan industri IWIP merupakan salah satu dari Proyek Prioritas Nasional yang masuk dalam RPJMN 2020-2024 serta ditetapkan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

