Trump Bakal Perpanjang Lagi Penangguhan Larangan TikTok di AS
WASHINGTON, investortrust.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan akan kembali memperpanjang masa penangguhan pelarangan aplikasi TikTok di AS. Kabar ini dilaporkan The Wall Street Journal, menyusul stagnasi negosiasi antara TikTok, calon investor AS, dan pemerintah China.
Sebagai pengingat, penangguhan saat ini dijadwalkan berakhir pada 19 Juni 2025. Namun, kecil kemungkinan kesepakatan bisa tercapai sebelum tenggat waktu tersebut, mengingat tidak adanya kemajuan berarti sejak Trump memperpanjang penangguhan sebelumnya pada 4 April.
Larangan TikTok pertama kali mulai berlaku pada 19 Januari 2025. Sebelumnya, TikTok sempat mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS, namun ditolak. Menanggapi keputusan tersebut, Trump mengeluarkan perintah eksekutif pertamanya pada 20 Januari untuk menunda implementasi larangan.
Baca Juga
Menteri UMKM Bakal Panggil Tokopedia dan TikTok Shop soal Integrasi Seller Center
Ketegangan dagang antara AS dan China menjadi hambatan utama dalam negosiasi. Sejak 2 April, pemerintahan Trump mulai menerapkan kebijakan tarif yang berubah-ubah, termasuk tarif sebesar 125% untuk seluruh produk yang dikirim dari China. Langkah ini dinilai memperumit pembicaraan terkait masa depan TikTok di Negeri Paman Sam.
Meski ada rencana pembukaan kembali jalur perundingan dagang, dilansir dari The New York Times, Senin (9/6/2025), menyebut belum ada indikasi bahwa penjualan TikTok akan menjadi agenda utama. Namun demikian, sejumlah investor AS masih tertarik untuk membeli sebagian saham TikTok versi lokal, termasuk Oracle.
Baca Juga
Hingga saat ini, TikTok diketahui memiliki lebih dari 170 juta pengguna aktif bulanan di AS dan menjadi salah satu platform media sosial dengan pertumbuhan tercepat. Data dari Pew Research Centermenunjukkan, sekitar 67% remaja AS menggunakan TikTok sebagai salah satu sumber utama hiburan dan berita.
Trump sendiri terus menegaskan bahwa larangan TikTok bukan hanya soal bisnis, tetapi soal keamanan nasional. Pemerintahannya menuding TikTok dapat digunakan oleh pemerintah China untuk mengakses data warga AS.
Dengan tenggat waktu tinggal hitungan hari dan negosiasi yang buntu, perpanjangan masa penangguhan tampaknya menjadi satu-satunya opsi realistis 'lagi' agar TikTok tetap dapat beroperasi sementara waktu di AS. Hal itu sembari menunggu solusi jangka panjang yang bisa diterima kedua negara.

