Kebakaran Kanada Ganggu Pasokan, Harga Minyak Melaju Hampir 3%
NEW YORK, investortrust.id - Harga minyak dunia menguat tajam pada awal pekan seiring investor mengantisipasi gangguan pasokan dari Kanada akibat kebakaran hutan, sementara pelemahan dolar AS menambah dorongan ke atas bagi harga komoditas energi.
Baca Juga
Minyak mentah Brent ditutup naik 2,95% ke level 64,63 dolar AS per barel, sementara minyak WTI naik 2,85% ke 62,52 dolar per barel. Kenaikan ini terjadi meskipun OPEC+ tetap melanjutkan rencana peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari (bph) untuk bulan Juli.
Pasokan dari Kanada kembali menjadi perhatian pasar setelah kebakaran hutan di Alberta memaksa penghentian produksi pada beberapa lokasi pasir minyak termal. “Kebakaran hutan di Alberta mulai merembet ke sektor energi,” beber John Kilduff dari Again Capital, dikutip dari Reuters, Selasa (3/6/2025). Ia memperingatkan bahwa potensi gangguan pasokan bisa berlangsung lebih lama.
Sementara itu, nilai tukar dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang global setelah Presiden Donald Trump kembali melontarkan ancaman tarif baru. Penurunan dolar memberikan dorongan tambahan bagi harga minyak yang diperdagangkan dalam denominasi dolar.
Pasar juga mencermati eskalasi risiko geopolitik setelah Ukraina melancarkan serangan drone ke Rusia pada akhir pekan, yang menurut Jorge Leon dari Rystad Energy turut memperkuat premi risiko harga minyak.
Ketidakpastian tambahan datang dari negosiasi nuklir Iran-AS. Seorang diplomat Iran mengisyaratkan Teheran akan menolak proposal terbaru Washington, memperpanjang ketegangan dan menjaga risiko geopolitik tetap tinggi.
OPEC+ memutuskan tetap melanjutkan kebijakan kenaikan produksi bertahap untuk bulan ketiga berturut-turut.
Baca Juga
Meski demikian, sebagian analis menilai pasar mengharapkan kenaikan yang lebih besar. “Investor sudah memperkirakan kenaikan produksi yang lebih besar dari OPEC+. Saya rasa banyak yang salah posisi,” ujar Phil Flynn dari Price Futures Group.
Goldman Sachs memperkirakan kenaikan terakhir akan dilakukan pada Agustus dengan besaran yang serupa. Morgan Stanley menambahkan bahwa peningkatan sebesar 411.000 bph per bulan bisa terus berlangsung hingga mencapai total 2,2 juta bph pada Oktober. “Belum ada tanda bahwa laju peningkatan kuota akan melambat,” tulis analis Morgan Stanley.
Dengan fundamental pasar minyak yang ketat dan momentum permintaan musim panas, pelaku pasar akan mencermati keputusan OPEC+ selanjutnya pada 6 Juli.

