AS Batasi Ekspor Chip, China Balas Kritik Trump: Ini Perang Teknologi
WASHINGTON, investortrust.id - Ketegangan terkait teknologi tinggi antara Amerika Serikat dan China kembali mencuat. Kali ini dipicu oleh tuduhan Beijing terhadap Washington atas penyalahgunaan pengendalian ekspor semikonduktor. Pemerintah China menyebut langkah tersebut sebagai pembatasan diskriminatif yang melemahkan konsensus dagang bilateral.
Baca Juga
Terobosan Perang Dagang: AS-China Sepakat Pangkas Tarif Selama 90 Hari
"Baru-baru ini, China telah berulang kali menyampaikan keprihatinan kepada AS terkait penyalahgunaan tindakan pengendalian ekspor di sektor semikonduktor dan praktik terkait lainnya," ujar Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, kepada NBC News.
Pernyataan itu disampaikan menyusul tudingan Presiden Donald Trump pada Jumat pagi bahwa China telah melanggar kesepakatan dagang sementara. Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer turut memperkuat klaim tersebut dengan mengatakan kepada CNBC bahwa "China sangat lambat dalam memenuhi komitmennya."
Baca Juga
AS-China Memanas Lagi, Trump Tuding Beijing Langgar Kesepakatan
Kesepakatan dagang yang dirujuk terjadi pada 12 Mei, saat kedua negara menyepakati penghentian sementara sebagian besar tarif selama 90 hari. Namun, perkembangan terbaru memperlihatkan bahwa ketegangan telah bergeser ke isu strategis: teknologi dan kecerdasan buatan.
China secara khusus mengecam pembatasan ekspor chip AI yang diberlakukan AS terhadap perusahaan seperti Huawei. Di sisi lain, beberapa produsen chip AS, termasuk Synopsys dan Cadence Design Systems, mengaku telah diperintahkan pemerintah untuk menghentikan penjualan ke China.
Nvidia, yang menjadi produsen utama chip AI global, terkena dampak langsung. Setelah larangan terhadap chip H20 yang dirancang khusus agar sesuai dengan aturan 2022, Nvidia memperkirakan kehilangan potensi penjualan sebesar 8 miliar dolar AS pada kuartal ini, dan menyisakan inventaris tidak terpakai senilai 4,5 miliar dolar AS.
Baca Juga
"AS telah membuat kebijakan berdasarkan asumsi bahwa China tidak bisa membuat chip AI," kata CEO Nvidia Jensen Huang dalam laporan pendapatan perusahaan. "Asumsi itu sejak awal memang dipertanyakan, dan sekarang jelas salah."
Sementara itu, pemerintahan Trump mencabut aturan ekspor ciptaan era Biden yang dikenal sebagai “AI diffusion rule”, namun mengindikasikan akan memperkenalkan aturan baru yang lebih ramping dalam waktu dekat.
Dengan rivalitas teknologi yang makin tajam, pasar global kini memantau arah kebijakan ekspor AS dan kemampuan China dalam membangun ekosistem chip mandiri.

