Kunjungi Indonesia, Anggota Parlemen India Sebut Tidak Menoleransi Terorisme dan Pendukungnya
JAKARTA, investortrust.id – Delegasi Parlemen yang mewakili semua partai di India melakukan kunjungan resmi ke Indonesia. Tujuannya, menggarisbawahi komitmen mereka, memerangi terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Anggota Parlemen Rajya Sabha, Sanjay Kumar Jha yang memimpin kunjungan tersebut mengatakan, lawatan ini turut menandai langkah penting dalam meningkatkan hubungan bilateral dan kolaborasi regional.
“Tujuan dari interaksi hari ini adalah untuk menyampaikan sudut pandang India dan strategi kami untuk mengatasi ancaman terorisme yang berasal dari Pakistan,” ujar Sanjay pada Interaksi Delegasi Parlemen India dengan Media di Kedutaan Besar India, Gama Tower, Jakarta, Jumat (30/5/2025).
Dia menerangkan bahwa serangan teroris di Jammu dan Kashmir dilakukan dengan tujuan jahat untuk mengganggu kenormalan dan memicu ketidakharmonisan komunal di India. Setelah serangan teroris pada 22 April 2025, India mengaku telah menunggu selama dua pekan agar Pakistan mengambil tindakan.
Ketika tidak ada tindakan pada 7 Mei 2025, India memutuskan untuk menargetkan infrastruktur teroris di Pakistan, yakni kelompok yang ‘menduduki’ Kashmir. Kelompok teroris ini, sebut Sanjay, telah dilarang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Baca Juga
India Urges Indonesia to Join Global Fight Against Terrorism
“Tanggapan India terukur, proporsional, tidak kaku, dan bertanggung jawab,” tegasnya, menjelaskan respons India tersebut.
“Kami sangat jelas terhadap terorisme, India bersama negara-negara seperti Indonesia tidak memiliki toleransi terhadap terorisme. Untuk menerapkan ini, India tidak akan membuat perbedaan apapun di masa mendatang antara teroris dan negara yang mendukung mereka,” tutur Sanjay.
Tanpa ragu, dia menyampaikan bahwa India juga tidak akan menerima pemerasan nuklir apa pun. Menurut Sanjay, mereka yang melindungi dan mendukung teroris tidak dapat bersembunyi di balik apa yang disebut payung nuklir.
India berkomitmen, setiap insiden teroris lebih lanjut akan dihadapi dengan tindakan militer yang tegas dan menentukan.
“Hari ini kami juga mencari dukungan dari pers dan media, yang merupakan pilar keempat demokrasi, untuk memainkan perannya dalam melawan narasi ekstremis dan memerangi terorisme dalam segala bentuknya,” sambung Sanjay.
Anggota parlemen yang mewakili badan legislatif dari berbagai bagian di India tersebut, telah berada di Indonesia sejak 28 Mei 2025 dan akan merampungkan lawatannya pada 31 Mei 2025.
Dalam dua hari terakhir, delegasi dari India telah mengadakan beberapa pertemuan resmi yang produktif, termasuk dengan berbagai anggota parlemen, pimpinan Partai Amanat Nasional, ketua Kelompok Persahabatan Parlemen India-Indonesia, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, serta Think Tank Indonesia.
Sedangkan pada Jumat (30/5/2025), anggota parlemen India bertemu dengan pimpinan organisasi Islam terbesar di Tanah Air yakni Nahdlatul Ulama Indonesia. Dilanjutkan dengan pertemuan bersama anggota partai Golkar dan Nasdem pada malam hari.
Pertemuan delegasi India dengan pemerintah, anggota parlemen, hingga partai politik di Indonesia pun, mencerminkan komitmen kedua negara terhadap perdamaian, stabilitas, dan pembangunan inklusif di kawasan Indo-Pasifik.
Pada kesempatan yang sama, Sanjay menegaskan bahwa India dan Indonesia adalah mitra strategis sejati, yang terikat oleh kepercayaan, rasa saling menghormati, dan ikatan peradaban yang sudah ada sejak lama.
“India sangat menghargai ikatannya yang kuat dan beragam dengan Indonesia,” imbuhnya.
Sanjay mengatakan, pihaknya secara tulus menghargai pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang jelas-jelas mengutuk serangan teror di Pahalgam dan atas pernyataan solidaritasnya dengan rakyat India.
“Ia telah menyatakan bahwa kekejaman seperti itu tidak dapat dibenarkan terlepas dari motif, waktu, tempat, atau pelakunya. Ini adalah sumber kekuatan yang kuat bagi India," menurut Sanjay.
Dia mengaku sangat gembira dengan tanggapan dan dukungan positif yang didapatkan di Indonesia untuk mengutuk terorisme, serta bekerja sama mengalahkannya di forum regional dan internasional.
“Indonesia tidak hanya mengutuk serangan teror Pahalgam secara terbuka, tetapi juga dalam pertemuan, kami menemukan apresiasi atas pendirian kami terhadap teror. Indonesia telah menjadi korban teror dan telah memerangi terorisme dengan tegas,” sambung Sanjay.

