BSI (BRIS) Cetak Laba Rp 1,88 Triliun di Kuartal I 2025, Ini Faktor Pendukungnya
JAKARTA, investortrust.id - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja positif hingga kuartal I 2025. Tercermin dari perolehan laba bersihnya yang tumbuh 10,05%, dari Rp 1,71 triliun pada kuartal I 2024 menjadi Rp 1,88 triliun.
Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta mengungkapkan, kenaikan tersebut didorong oleh sejumlah pos keuangan lainnya yang juga mencatatkan pertumbuhan positif, salah satunya pembiayaan yang meningkat 16,21% secara year on year (yoy).
“Pembiayaan tumbuh 16,21% (yoy) menjadi Rp 287 triliun,” ujarnya, dalam Konferensi Pers Kinerja Kuartal I BSI, secara daring, Rabu (30/4/2025).
Selain itu, lanjut Bob, pendapatan berbasis fee atau fee based income BSI juga meningkat double digit yaitu 39,3% menjadi Rp 1,71 triliun di kuartal I 2025. Di sisi bersamaan, total aset BSI juga naik 12,01% (yoy) menjadi Rp 401 triliun.
“Dengan kondisi tersebut, BSI mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 1,88 triliun yang menunjukkan angka pertumbuhan year on year sekitar 10,05%,” katanya.
Baca Juga
Setali tiga uang, Direktur Keuangan & Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, di tengah kondisi yang menantang, tak banyak bank yang mampu mencatatkan pertumbuhan double digit seperti BSI. Meski begitu, bank berkode saham BRIS ini tetap mendorong pertumbuhan yang berkualitas.
“Kami sangat bersyukur bahwa dari sisi fee base ratio pertama kalinya Bank Syariah Indonesia memiliki kontribusi fee base ratio terhadap total pendapatan melebihi 20%,” ucapnya.
Menurutnya, hal tersebut mencerminkan bahwa pendapatan BSI perlahan ke depan perlahan akan mulai bergeser dari yang sifatnya berbasis margin atau bunga menjadi fee based income.
“Jadi ini profit masih tunggu double digit, kita mulai melihat fee base income BSI mulai tumbuh secara progresif dan rasanya ini akan menjadi engine BSI ke depannya untuk menciptakan profit yang terus tumbuh dan sustain,” kata Ade.
Di sisi bersamaan, BSI mencatatkan pertumbuhan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,40% (yoy) menjadi Rp 319 triliun di kuartal I 2025. Jumlah tersebut memperkokoh dana murah atau current account and saving account (CASA) menjadi Rp 195 triliun di kuartal I 2025.
Baca Juga
Laba BSI (BRIS) Naik 10%, Capai Rp 1,87 Triliun di Kuartal I
Ade mangatakan, kenaikan DPK juga didorong bisnis emas BSI yang semakin meningkat usai resmi mendapatkan izin usaha bulion dari pemerintah. Peningkatan juga didorong oleh bertambahnya jumlah nasabah haji di BSI.
“Teman-teman kita di cabang sudah membuktikan bahwa demand ada, masyarakat yang mau kalau kita menjemput dengan cara yang baik. Jadi kalau sebulan saja bisa 100.000-an nasabah, berarti setahun BSI mungkin at least bisa menambah jumlah rekening haji sekitar 1,2 juta sampai 1,5 juta per tahunnya,” ucap Ade.
“Dan bagusnya ini tentu menjadi sumber DPK untuk Bank Syariah Indonesia,” sambung dia.

