main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. international

Uni Eropa dan Inggris Beri Sanksi Rusia Tanpa Menunggu Trump

 

BRUSSEL, investortrust.id - Uni Eropa dan Inggris pada Selasa (20/5/2025) mengumumkan paket sanksi baru terhadap Rusia tanpa menunggu dukungan langsung dari Amerika Serikat. Langkah ini diambil hanya sehari setelah percakapan telepon Presiden Donald Trump dengan Presiden Vladimir Putin tidak menghasilkan gencatan senjata di Ukraina maupun sanksi tambahan dari Washington.

 

Baca Juga

Trump: Rusia dan Ukraina Sepakat Mulai Negosiasi Gencatan Senjata

 

Paket sanksi terbaru ini menargetkan apa yang disebut sebagai “armada bayangan” kapal tanker minyak Rusia serta perusahaan-perusahaan keuangan yang selama ini membantu Moskow menghindari dampak sanksi yang telah diberlakukan sebelumnya akibat invasi ke Ukraina.

 

“Sanksi itu penting, dan saya berterima kasih kepada semua pihak yang membuatnya semakin terasa bagi para pelaku perang,” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam sebuah pernyataan di Telegram.

 

Ia menambahkan bahwa dukungan dari Amerika Serikat tetap sangat diharapkan. “Akan baik jika Amerika ikut membantu. Penting bahwa Amerika tetap terlibat dalam proses mendekatkan perdamaian,” ujar Zelenskiy.

 

Langkah ini diambil tanpa pengumuman serupa dari Washington, meskipun para pemimpin Eropa telah secara terbuka mendesak agar pemerintahan Trump ikut menjatuhkan tekanan baru apabila Moskow menolak gencatan senjata.

 

“Kami telah berulang kali menegaskan bahwa kami mengharapkan satu hal dari Rusia — gencatan senjata segera tanpa prasyarat,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul dalam pertemuan dengan para mitra Uni Eropa di Brussel, seperti dikutip Reuters.

 

“Karena Rusia tidak menerima gencatan senjata, maka kami harus merespons. Kami juga berharap sekutu kami di AS tidak mentoleransi hal ini,” lanjutnya.

 

Trump, dalam pernyataan kepada wartawan, mengatakan bahwa pihaknya masih mempertimbangkan sejumlah opsi. “Kami sedang melihat banyak hal, tapi kita lihat nanti,” ucapnya tanpa memberi rincian lebih lanjut.

 

Dalam percakapan dua jam dengan Putin pada hari Senin, Presiden AS itu mencabut syarat gencatan senjata 30 hari tanpa syarat yang sebelumnya ia ajukan, dan menyiratkan bahwa perang yang sempat ia janjikan akan diselesaikan dalam 24 jam kini bukan lagi tanggung jawab utamanya — sebuah sinyal yang membuat Ukraina rentan dan sekutunya khawatir.

 

Saat ditanya mengapa belum menjatuhkan sanksi baru untuk menekan Moskow ke meja perundingan, Trump menjawab bahwa langkah tersebut bisa memperburuk situasi dan menghambat peluang tercapainya kesepakatan. “Tapi bisa saja akan ada waktunya itu terjadi,” tambahnya.

 

Trump menyebut telah memberitahu Zelenskiy dan para pemimpin Eropa bahwa Rusia dan Ukraina akan segera memulai negosiasi untuk mencapai gencatan senjata, meskipun Rusia sendiri mengatakan proses itu akan memakan waktu.

 

Putaran perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina yang digelar pada Jumat lalu atas dorongan Trump merupakan yang pertama dalam lebih dari tiga tahun. Namun, tidak ada kesepakatan yang tercapai, lantaran Moskow menyodorkan sejumlah syarat yang oleh seorang delegasi Ukraina disebut sebagai “tidak bisa diterima”.

 

Baca Juga

Dorong Gencatan Senjata, Trump Akan Berbicara Terpisah dengan Putin dan Zelenskyy

 

Paus Siap Jadi Tuan Rumah

 

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan bahwa Paus Leo telah menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah putaran negosiasi berikutnya di Vatikan guna mencari jalan damai.

 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan di hadapan Kongres bahwa Putin belum menerima konsesi nyata dari AS dalam upaya memulai pembicaraan damai. Sanksi AS yang ada saat ini, menurutnya, masih tetap berlaku.

 

“Presiden percaya bahwa jika saat ini kita mulai mengancam dengan sanksi, Rusia akan berhenti berbicara, padahal ada nilai dari dialog itu untuk mendorong mereka ke meja perundingan. Kita lihat nanti,” kata Rubio.

 

Ukraina sendiri menyatakan kesiapan untuk melakukan gencatan senjata segera. Namun, menurut para pemimpin Eropa, permintaan Rusia agar pembicaraan dilakukan sebelum gencatan menjadi bukti bahwa Putin belum berniat mengakhiri perang yang dimulai dengan invasi ke Ukraina pada 2022.

 

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa paket sanksi lanjutan tengah dipersiapkan. “Saatnya meningkatkan tekanan terhadap Rusia agar gencatan senjata bisa terwujud,” tulisnya di X.

 

Rusia Tolak Ultimatum

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Rusia tidak akan pernah tunduk pada apa yang ia sebut sebagai ultimatum.

 

Putin sendiri menyampaikan bahwa Moskow bersedia bekerja sama dengan Ukraina untuk menyusun memorandum perdamaian. “Sekarang bola ada di tangan Kyiv,” ujar Zakharova.

 

Meski begitu, Eropa dan Inggris masih berharap bisa mendorong Amerika untuk ikut mengambil langkah lebih tegas.

 

“Mari kita dorong Vladimir Putin untuk mengakhiri fantasi imperialisnya,” ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.

 

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menambahkan, “Menunda upaya perdamaian hanya akan menggandakan tekad kami untuk membantu Ukraina membela diri dan menggunakan sanksi untuk melemahkan mesin perang Putin.”

 

Sanksi terbaru fokus pada pemutusan jalur distribusi minyak Rusia melalui armada kapal tanker rahasia yang digunakan untuk menghindari batas harga minyak sebesar 60 dolar AS per barel yang ditetapkan negara-negara G7. Inggris dan Uni Eropa juga menyatakan akan bekerja sama untuk menurunkan batas harga tersebut, yang saat ini dinilai terlalu longgar karena harga minyak global telah menurun sepanjang tahun ini.

ARTIKEL POPULER

      BERITA TERKAIT

      • Uni Eropa dan Inggris Beri Sanksi Rusia Tanpa Menunggu Trump

        20/05/2025, 22.49 WIB
      • Hindari Sanksi Barat, Bank Terbesar Rusia Ini Tawarkan Obligasi Bitcoin

        04/06/2025, 23.52 WIB
      • Inggris, Kanada, dan Prancis Siapkan Sanksi buat Israel atas Serangan Membabi Buta di Gaza

        20/05/2025, 10.23 WIB
      • OJK Tak Segan Beri Sanksi Bagi Pedagang Aset Kripto yang Tak Sampaikan Lapkeu di 2026

        03/06/2025, 02.32 WIB
      • Gabung dengan Tentara Rusia Tanpa Izin Prabowo, Eks Marinir Kehilangan Kewarganegaraan RI

        14/05/2025, 09.15 WIB