Joe Biden Didiagnosa Kanker Prostat, Donald Trump Sampaikan Simpati
WASHINGTON DC, Investortrust.id - Mantan Presiden Amerika Serikat Joe Biden didiagnosis menderita kanker prostat "berjenis agresif" yang telah menyebar ke tulang, demikian disampaikan kantornya dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu 918/5/2025).
Biden, 82 tahun, didiagnosis pada hari Jumat setelah mengalami gejala gangguan urinasi, dan saat ini ia serta keluarganya sedang mengkaji opsi pengobatan bersama para dokter, demikian pernyataan yang dikutip TelegraphIndia.com, Senin (19/5/2025).
"Meskipun ini merupakan bentuk penyakit yang lebih agresif, kanker tersebut tampaknya sensitif terhadap hormon, yang memungkinkan penanganan yang efektif," kata kantornya.
Kesehatan fisik dan kondisi mental Biden memang menjadi sorotan selama masa kepresidenannya pada 2021–2025. Ia secara tiba-tiba mengakhiri pencalonannya untuk masa jabatan kedua pada Juli tahun lalu, beberapa pekan setelah penampilannya yang buruk dalam debat melawan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump. Kondisi tersebut memicu kepanikan di antara sesama anggota Partai Demokrat.
Sementara itu Presiden Trump yang berulang kali mengkritik Biden sejak menjabat pada Januari, menyampaikan simpati pada hari Minggu untuk Biden dan istrinya, Jill, lewat unggahan di platform media sosialnya, Truth Social.
"Melania dan saya sedih mendengar tentang diagnosis medis terbaru Joe Biden," tulisnya, merujuk pada Ibu Negara Melania Trump. "Kami mengirimkan doa dan harapan terbaik untuk Jill dan keluarganya, dan kami berharap Joe segera pulih dan mendapatkan kesembuhan sepenuhnya."
Kantor Biden mengatakan bahwa kanker tersebut mendapatkan skor sembilan dari 10 dalam sistem penilaian Gleason, yang digunakan untuk menentukan tingkat agresivitas kanker prostat.
Dr. Herbert Lepor, seorang ahli urologi di NYU Langone, mengatakan bahwa skor sembilan adalah "risiko sangat tinggi", tetapi menambahkan bahwa banyak pria bisa hidup "lima hingga sepuluh tahun atau lebih" bahkan dengan kanker prostat metastatik. "Dalam satu dekade terakhir, telah terjadi banyak kemajuan dalam pengobatan kanker prostat stadium lanjut," ujarnya.
Baca Juga
Trump Cabut Izin Keamanan bagi Eks Pejabat era Biden, termasuk Mantan Menlu Antony Blinken
Pada saat terpilih pada tahun 2020, Biden merupakan orang tertua yang memenangkan kursi kepresidenan di Amerika Serikat. Trump, 78 tahun, memecahkan rekor tersebut ketika ia mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris tahun lalu.
Beberapa tokoh Demokrat terkemuka baru-baru ini mengakui bahwa mendukung Biden sebagai calon presiden tahun 2024 adalah sebuah kesalahan, mengingat kekhawatiran luas di kalangan pemilih mengenai usianya.
Jauh sebelum debat musim panas lalu, jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan mayoritas warga Amerika, termasuk sebagian besar pemilih Demokrat, percaya bahwa Biden terlalu tua untuk menjalani masa jabatan kedua.
"Itu adalah kesalahan bagi Partai Demokrat karena tidak mendengarkan suara pemilih sejak awal," kata Senator Demokrat AS Chris Murphy kepada NBC News dalam acara "Meet the Press" pada Minggu pagi, sebelum diagnosis Biden diumumkan.
Sejak meninggalkan jabatannya, Biden jarang tampil di depan publik, hanya membuat beberapa penampilan, termasuk pidato bulan April di mana ia membela Administrasi Jaminan Sosial dari rencana pemangkasan oleh Trump.
Ia juga telah membela warisan sejumlah kebijakannya dalam sebuah wawancara, dan menolak laporan dalam dua buku baru yang menyatakan bahwa ia mengalami penurunan kognitif selama tahun terakhir masa jabatannya.
"Mereka salah," katanya awal bulan ini dalam acara "The View" di ABC, merujuk pada para penulis buku tersebut.
Sekadar informasi, Biden kehilangan putranya, Beau Biden, pada tahun 2015 akibat kanker otak. Berikutnya pada tahun 2022, Biden menghidupkan kembali program era Obama yang dikenal sebagai Cancer Moonshot, yang bertujuan mengurangi tingkat kematian akibat kanker setidaknya 50% dalam 25 tahun ke depan.

