Putin dan Trump Tak Akan Hadir di Istanbul, Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina Meredup
WASHINGTON, investortrust.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menghadiri pembicaraan damai langsung antara Moskow dan Kyiv yang dijadwalkan Kamis (15/5/2025) ini di Istanbul. Pertemuan tersebut bisa menjadi dialog tatap muka pertama antara kedua pihak dalam tiga tahun terakhir.
Baca Juga
Babak Baru Konflik Rusia-Ukraina: Putin Usul Negosiasi Damai Langsung dengan Kyiv
Putin pada hari Minggu lalu mengusulkan negosiasi langsung dengan Ukraina di Istanbul tanpa syarat apa pun. Namun hingga Rabu malam, Kremlin menyatakan bahwa delegasi yang dikirim hanya akan mencakup penasihat presiden Vladimir Medinsky dan Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin, tanpa mencantumkan nama Putin.
Dilansir Reuters, setelah pengumuman delegasi dari Kremlin, seorang pejabat AS menyatakan bahwa Trump, yang sedang melakukan tur tiga negara di Timur Tengah, juga tidak akan hadir. Sebelumnya Trump sempat mempertimbangkan untuk ikut serta.
Meski Putin tidak pernah secara eksplisit mengatakan akan hadir secara langsung, absennya kedua presiden ini menurunkan ekspektasi akan terobosan besar dalam perang yang dimulai Rusia sejak Februari 2022.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menantang Putin untuk hadir dalam pembicaraan tersebut "jika dia tidak takut", dalam upaya menunjukkan kepada Trump siapa yang lebih menginginkan perdamaian, Ukraina atau Rusia.
Baca Juga
Zelenskyy Siap Bertemu Putin, Trump Desak Kesepakatan Damai Segera
Seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa Zelenskiy dalam perjalanan menuju Turki pada Rabu malam, namun ia hanya akan ikut dalam pembicaraan jika Putin hadir.
Dalam pidato malamnya pada Rabu, Zelenskiy menyatakan bahwa Ukraina baru akan mengambil langkah untuk pembicaraan damai setelah ada kejelasan soal kehadiran Putin. “Jawaban atas semua pertanyaan tentang perang ini - mengapa dimulai, mengapa terus berlangsung - semua jawabannya ada di Moskow. Bagaimana perang ini akan berakhir tergantung pada dunia,” ujar Zelenskiy.
Trump mendorong kedua belah pihak untuk menyepakati gencatan senjata 30 hari guna menghentikan perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Seorang anggota parlemen Rusia mengatakan bahwa dalam pembicaraan tersebut juga akan dibahas kemungkinan pertukaran tahanan perang dalam skala besar.
Zelenskiy mendukung gencatan senjata segera selama 30 hari, tetapi Putin menyatakan bahwa pembicaraan perlu dilakukan terlebih dahulu untuk membahas detail dari kesepakatan tersebut.
Sanksi
Trump yang semakin frustrasi dengan kedua belah pihak dalam upaya mendorong penyelesaian damai, menyebut bahwa ia “selalu mempertimbangkan” sanksi sekunder terhadap Moskow jika dianggap menghalangi proses perdamaian.
Pejabat AS telah membahas kemungkinan sanksi keuangan serta sanksi sekunder terhadap para pembeli minyak Rusia.
Delegasi AS ke TurkiyeD mencakup Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan utusan senior Steve Witkoff serta Keith Kellogg. Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan Rubio pada Kamis pagi untuk menyampaikan visi damai Zelenskiy dan “mengkoordinasikan posisi selama pekan krusial ini”.
Medinsky dan Fomin, yang menjadi bagian dari delegasi Rusia, juga berpartisipasi dalam pembicaraan awal antara kedua pihak di awal perang. Sejumlah pejabat senior militer dan intelijen Rusia juga turut serta dalam delegasi Kamis ini.
Pembicaraan langsung terakhir antara Ukraina dan Rusia berlangsung di Istanbul pada Maret 2022, sebulan setelah Putin mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina dalam apa yang ia sebut sebagai “operasi militer khusus” untuk membasmi neo-Nazi. Ukraina dan sekutunya menyebut invasi ini sebagai aksi perebutan wilayah secara imperialistik dan tidak beralasan.
Dengan pasukan Rusia terus bergerak maju dan kini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, Kremlin belum menunjukkan banyak konsesi. Dalam usulannya akhir pekan lalu, Putin mengatakan bahwa pembicaraan di Turki bertujuan mencapai perdamaian yang tahan lama.
Putin secara khusus menyebut pembicaraan 2022 dan draf kesepakatan yang gagal. Dalam kesepakatan tersebut, Ukraina disebut akan setuju untuk bersikap netral secara permanen dengan imbalan jaminan keamanan dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB – Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat – serta negara lain seperti Belarus, Kanada, Jerman, Israel, Polandia, dan Turki, menurut draf yang dilihat Reuters.
Namun pejabat di Kyiv menegaskan bahwa sikap netral permanen merupakan garis merah yang tidak bisa mereka lewati.

